Penetapan PSAK No. 10 Mengenai Transaksi Dalam Mata Uang Asing Untuk Menunjang Kewajiban Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. X Di Solo

Novianti, Lies (2002) Penetapan PSAK No. 10 Mengenai Transaksi Dalam Mata Uang Asing Untuk Menunjang Kewajiban Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. X Di Solo. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/153229

Abstract

Dalam era globalisasi, perekonomian dunia cenderung untuk melakukan pilihan bisnis dari peluang pasar yang ada, yang dewasa ini semakin terbuka lebar di berbagai bidang. Masalah ekspor dan impor dewasa ini tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan saja, tapi telah meningkat menjadi suatu keharusan bagi badan usaha yang ingin berkembang. Penyebabnya adalah karena pasar dalam negeri yang sangat terbatas sehingga perlu memasuki pasar internasional yang cakupannya lebih luas. Kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh suatu badan usaha menyebabkan transaksi tersebut terjadi dalam berbagai mata uang asing dimana kurs mata uang asing terhadap rupiah sangat berfluktuasi. Perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah tersebut berdampak pada timbulnya selisih kurs baik laba maupun rugi selisih kurs, berkaitan dengan nilai piutang dan utang dalam valuta asing yang dimiliki oleh badan usaha. Badan usaha 'X' adalah perusahaan yang bergerak di bidang fumiture. Produksinya antara lain meja, kursi tempat tidur, dan lemari. Penjualan yang dilakukan adalah penjualan lokal dan ekspor. Sedangkan pembelian bahan baku adalah pembelian lokal, sementara bahan yang diimpor adalah bahan pendukungnya yaitu cat dan pegangan lemari. Dalam pengakuan pendapatan dan beban untuk transaksi ekspor dan impor, badan usaha 'X' menggunakan asumsi cash basis. Artinya, transaksi yang terjadi diakui pada saat terjadinya penerimaan atau pembayaran tunai. Dampak dari penerapan cash basis pada badan usaha ini adalah tidak diakuinya piutang dagang valuta asing atas penjualan ekspor yang dilakukannya. Selain itu, tidak ada pemisahan selisih kurs dari nilai penjualan dan pembelian. Padahal, kurs mata uang asing terhadap rupiah berbeda antara tanggal terjadinya transaksi dan tanggal penyelesaiannya. Dengan demikian, maka perlakuan akuntansi badan usaha 'X' dapat menghasilkan informasi keuangan yang kurang tepat sehingga dapat menyesatkan pihak pengguna laporan keuangan. Analisis teori yang dijadikan dasar acuan untuk menganalisis perhitungan adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dengan pertimbangan bahwa praktik-praktik akuntansi di Indonesia nantinya akan menggunakan SAK untuk penyusunan laporan keuangan. Menurut SAK, dasar asumsi yang digunakan adalah accrual basis, yang berarti bahwa transaksi diakui pada saat terjadinya transaksi tersebut. Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal terjadinya transaksi dan tanggal penyelesaian untuk transaksi dalam mata uang asing. Selisih kurs yang terjadi akan diakui pada periode saat terjadinya perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah bukan pada periode terjadinya transaksi penjualan ekspor atau pembelian impornya. Sedangkan untuk akun aktiva dan kewajiban moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing harus dilaporkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca. Dengan pembahasan skripsi ini diharapkan agar badan usaha 'X' menerapkan asumsi accrual basis terhadap transkasi penjualan ekspor dan pembelian impor agar sesuai dengan SAK.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 13 Dec 2013 02:25
Last Modified: 13 Dec 2013 02:25
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/6587

Actions (login required)

View Item View Item