Evaluasi Alokasi Biaya Overhead Sebagai Dasar Penentuan Biaya Produk Dengan Activity Based Costing Pada Perusahaan PT. Srikaya Putra Mas

Rachmawan, Hendhy (2000) Evaluasi Alokasi Biaya Overhead Sebagai Dasar Penentuan Biaya Produk Dengan Activity Based Costing Pada Perusahaan PT. Srikaya Putra Mas. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/136684

Abstract

Salah satu elemen penting dalam perusahaan adalah informasi dan akan menjadi sangat penting jika mengenai biaya produksi. Harga produk dalam suatu perusahaan diatur dalam suatu sistem yang mengatur biaya-biaya yang perlu dibebankan pada harga tersebut. Jika sistem tersebut tidak akurat maka akan menyebabkan timbulnya distorsi biaya. Perusahaan dituntut untuk dapat membiayai produksi yang akurat, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat ditetapkan biaya produksi yang teliti dan dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan mengenai harga produk yang dapat bersaing untuk dipasarkan. PT. Srikaya Putra Mas bergerak di bidang kontruksi baja yang juga melayani pembuatan dan perbaikan alat-alat berat. Dalam persaingan, perusahaan ini harus menghadapi kompetitor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Oleh sebab itu perusahaan ingin mengkaji ulang sistem perhitungan biaya yang sekarang digunakan dan mencari alternatif baru dengan tujuan bisa lebih tepat dan akurat. Selama ini perusahaan masih berorientasi pada sistem akuntansi tradisional dalam menentukan harga pokok produksi berdasarkan predetermined. Berdasarkan analisis hasil penelitian dengan menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC) dapat diketahui harga pokok produksi (HPP) yang lebih tepat. Hal ini dibuktikan dengan adanya distorsi harga (over costing dan under costing) dari perhitungan HPP yang sekarang digunakan oleh perusahaan. Over costing terjadi pada beberapa produk yang relatif lebih sederhana dan under costing terjadi pada beberapa produk yang lebih rumit. Metode ABC menggunakan aktivitas-aktivitas yang terjadi dengan cost driver yang sesuai dengan aktivitas tersebut. Produk yang mengalami over-costing terbesar adalah produk Vibrating Conveyor dengan persentase distorsi sebesar 3,48% yang nilainya mencapai Rp. 2.067.997,04. Sedangkan produk yang mengalami under-costing terbesar adalah produk Chain Stopper dengan persentase distorsi -72,30% yang nilainya mencapai Rp. 2.306.121,71. Dengan adanya perhitungan dengan metode ABC ini perusahaan dapat memperbaiki sistem perhitungan biaya mereka, terutama dalam pengalokasian biaya overhead. Informasi-informasi dari ABC ini dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan menganalisis aktivitas-aktivitas sehingga dapat diketahui aktivitas yang value added dan non-value added serta aktivitas yang menkonsumsi sumber daya berlebih. Aktivitas inspeksi material, marking dan inspeksi adalah aktivitas yang non-value added, selain itu adalah aktivitas value added. Inspeksi material dapat dihilangkan pada lantai produksi dan dibebankan pada bagian gudang, hal ini dapat mereduksi waktu kerja dan mesin sehingga mereduksi HPP. Dengan demikian akan didapat pengurangan biaya, dengan cost reduction terbesar adalah pada produk Vibrating Conveyor dengan penghematan sebesar Rp. 129.743,27 (0,23% dari HPP metode ABC sebelum evaluasi).

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Depositing User: Moch. Ali Syamsudin 197011
Date Deposited: 03 Dec 2013 07:20
Last Modified: 03 Dec 2013 07:20
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/6740

Actions (login required)

View Item View Item