Hubungan Antara Persepsi Terhadap Peranan Penyelia Dalam K3 dan Pelatihan K3 Dengan Motivasi Keselamatan (Safety Motivation)

Priantina, Andari (2003) Hubungan Antara Persepsi Terhadap Peranan Penyelia Dalam K3 dan Pelatihan K3 Dengan Motivasi Keselamatan (Safety Motivation). [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148865

Abstract

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja mernpakan masalah serius baik di negara berkembang maupun negara sedang berkembang. Di Indonesia selama tahun 1998-1999, mencapai angka 26.095 kasus kecelakaan kerja. Data di atas menunjukkan bahwa masih memerlukan upaya pencegahan kecelakaan kerja maupun gangguan kesehatan akibat kerja oleh perusahaan. Ditengarai masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan program K3 secara baik di lapangan, sehingga mengakibatkan motivasi karyawan yang rendah untuk bekerja secara selamat (safety motivation). Rendahnya motivasi keselamatan (safety motivation) pada karyawan juga diakibatkan kurangnya peranan pihak manajemen dalam mendukung pelaksanaan program K3. Ada pun pihak manajemen yang paling penting dalam menjalankan program K3 adalah penyelia. Penyelia mernpakan pihak pertama yang berperan penting dalam pencegahan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja di perusahaan. Peranan penyelia dalam K3 di perusahaan antara lain meliputi: pemeriksaan peralatan K3, pemberian informasi K3, sebagai role model dalam pelaksanaan K3, dsb. Pelatihan K3 di perusahaan menekankan pada upaya mencegah kecelakaan kerja maupun gangguan kesehatan akibat kerja. Pelatihan K3 diberikan pada masa 3 bulan pertama menjadi karyawan baru. Hal-hal yang diberikan dalam pelatihan K3 antara lain: memberi bimbingan, petunjuk dan informasi mengenai peraturan K3, mengingatkan karyawan mengenai perbuatan yang menimbulkan bahaya kecelakaan kerja dan menerangkan arti pentingnya menggunakan peralatan keselamatan kerja. Beranjak dari permasalahan tersebut, maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian untuk menguji : "Apakah ada hubungan antara persepsi terhadap peranan penyelia dalam K3 dan pelatihan K3 dengan motivasi keselamatan (safety motivation) pada karyawan ?" Populasi yang digunakan adalah karyawan PT. HM SAMPOERNA Tbk. lokasi Taman Sampurna Surabaya bagian produksi khususnya bagian giling sebanyak 350 orang, kemudian dengan teknik sampling Simple Random Sampling diperoleh sampel sejumlah 150 orang. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah angket bentuk tertutup, sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan adalah Analisis Regresi Dari basil penelitian menunjukkan bahwa ada bubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap peranan penyelia dalam K3 dan pelatihan K3 dengan motivasi keselamatan (safety motivation) (F=52,496 dan p<O,Ol), ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap peranan penyelia dalam K3 dengan motivasi keselamatan (r-0,215 dan p=0,008), ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pelatihan K3 dengan motivasi keselamatan (r-0,510 dan p < 0, 01). Dari basil penelitian diperoleh data bahwa masih terdapat 19,4% karyawan yang memiliki persepsi negatif terhadap peranan penyelia dalam K3. Hal ini dapat diartikan bahwa penyelia kurang terlibat/berperan sehingga pihak manajemen disarankan untuk lebih mengoptimalkan peranan penyelia dalam K3 dan usaha-usaha untuk melibatkan penyelia dalam K3 lebih ditingkatkan. Dalam penelitian ini juga diperoleh data bahwa pelatihan K3 sudah dipersepsi positif oleh karyawan sehingga disarankan agar perusahaan lebih meningkatkan penyelenggaraan pelatihan K3. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa karyawan yang memiliki persepsi yang negatif merupakan karyawan baru, maka disarankan agar karyawan baru dalam menjalankan pelatihan K3 dengan melibatkan senior dan disarankan pula agar perusahaan lebih memberikan proritas pada karyawan baru dalam menjalankan kegiatan-kegiatan pelatihan K3 di perusahaan. Dengan adanya motivasi keselamatan (safety motivation) yang sudah baik, disarankan agar perusahaan lebih melibatkan karyawan dalam penyelenggaraan keselamatan ketja di pernsahaan. Namun dari basil penelitian didapat pula hasil bahwa masih terdapat karyawan yang memiliki motivasi keselamatan yang rendah sejumlah 1,3% sehingga disarankan agar perusahaan memberikan perhatian khusus pada karyawan-karyawan tersebut agar dapat meningkatkan motivasi keselamatan (safety motivation) menjadi lebih baik lagi. Dengan demikian usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maupun gangguan kesehatan akibat kerja dapat tercapai.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 07 Jan 2014 06:20
Last Modified: 07 Jan 2014 06:20
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/7178

Actions (login required)

View Item View Item