Indah Amelia , Ngo (2003) Perbedaan Pengelolaan Emosi antara Siswa SLTP yang Mengikuti Ekstrakurikuler Karate dan Yang Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Karate. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Emosi bisa menjadi suatu kekuatan bagi seseorang, jika orang tersebut mampu mengelolanya. Orang dengan emosi yang terkendali tidak akan mempunyai masalah dalam pergaulan, misalnya orang tersebut akan tampak bersemangat, ceria, mandiri, dan tahan menghadapi permasalahan. Namun jika orang tersebut tidak mampu mengelola emosi, orang tersebut akan cenderung mempunyai permasalahan, seperti menarik diri dari pergaulan, kurang bersemangat, tampak muram, terlampau tergantung, sulit berkonsentrasi, mudah putus asa, tidak tahan dalam menghadapi masalah, menjadi agresif dan nakal, bersikap kasar, dan perilaku lainnya yang bisa menimbulkan masalal1 (Goleman, 2000). Masa remaja merupakan masa dimana ketegangan emosi muncul, sehingga ada kecenderungan untuk kurang bisa mengelola emosi. Hal ini bisa terlihat dari semakin maraknya tawuran antar pelajar. Pengelolaan emosi dapat dipelajari, salah satunya adalah dengan kegiatan yang dapat melatih bagaimana mengelola emosi tersebut. Dalam penelitian ini dilihat pengaruh keikutsertaan dalam kegiatan karate terhadap kemampuan mengelola emosi. Permasalahan yang disebutkan di atas melatarbelakangi penelitian mengenai "Perbedaan Pengelolaan Emosi Pada Siswa SLTP Y aug Mengikuti Ekstrakurikuler Karate Dan Y aug Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Karate." Penelitian ini dilaksanakan di SLTPK Petra Jombang dengan jumlah subjek sebanyak 76 siswa, yang terdiri dari 38 siswa mengikuti karate dan 38 tidak mengikuti karate. Data penelitian yang terkumpul dengan menggunakan angket kemudian dianalisis dengan menggunakan uji t. Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t didapatkan nilai t sebesar 2,034 dengan nilai p < 0,05, maka berarti ada perbedaan pengelolaan emosi antara siswa yang mengikuti karate dengan siswa yang tidak mengikuti karate. Simpulan yang bisa diambil adalah (I) Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler karate mempunyai pengelolaan emosi yang baik bila dibandingkan dengan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler karate, (2) Penanaman nilai-nilai karate yang terdiri dari sanggup memelihara kepribadian (Character), sanggup patuh pada kejujuran (Sincerity), sanggup mempertinggi prestasi (Effort), sanggup menjaga sopan santun (Etiquete), dan sanggup mengnasai diri (Self control), yang dilakukan dengan intemalisasi verbal cukup efektif untuk membuat siswa mampu mengembangkan aspek-aspek dari pengelolaan emosi, dan (3) Semakin lama siswa ikut ekstrakurikuler karate, maka akan semakin baik kemampuan pengelolaan emosinya. Saran yang bisa diberikan dari penelitian ini adalah (I) bagi sekolah, hendaknya pihak guru dan kepala sekolah lebih intensif lagi memperhatikan perkembangan perilaku siswa selama di sekolah, dan pihak pelatih karate hendaknya lebih meningkatkan lagi basil yang sudah dicapai saat ini, karena terbukti siswa yang mengikuti ekstrakurikuler karate lebih mempunyai kemampuan pengelolaan emosi, (2) bagi penelitian selanjutuya, perlu dilakukan observasi yang lebih dalarn tentang proses aktivitas latihan karate agar lebih bisa dilihat aspek yang mana dari proses latian tersebut yang menunjang pembentukan keman1puan pengelolaan emosi, perlunya pengembangan sampel, (3) bagi siswa, hendaknya bisa melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan yang lebih benmmfaat seperti ekstrakurikuler, baik karate atau ekstrakurikuler lain yang mampu melatih kemampuan pengelolaan emosi.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 05 Feb 2014 08:14 |
Last Modified: | 05 Feb 2014 08:14 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/7734 |
Actions (login required)
View Item |