Hubungan Coping Behavior dengan Gangguan Neurosis Cemas pada Narapidana Wanita

Ratnawati, Selvi (2003) Hubungan Coping Behavior dengan Gangguan Neurosis Cemas pada Narapidana Wanita. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148312

Abstract

Berada dipenjara pada kenyataannya membawa dampak psikologis yang jauh lebih berat dibandingkan pidana penjara itu sendiri, sehingga seorang narapidana sebenarnya tidak hanya dipidana secara fisik tetapi juga secara psikologis berupa perampasan hak - hak pribadi yang menyangkut kebutuhannya sebagai seorang individu. Adanya perasaan bersalah, malu dan keputusasaan terhadap kehidupan penjara dapat menimbulkan konflik dan kecemasan yang mengarah pada timbulnya gangguan neurosis cemas. Untuk mengatasi konflik tersebut, seseorang akan mengembangkan suatu strategi coping yang terbagi atas problem focused coping dan emotion focused coping. Penggunaan strategi coping yang efektif diasumsikan akan mampu meminimalkan gejala-gejala gangguan neurosis cemas yang timbul. Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melihat hubungan problem focused coping dan emotion focused coping dengan gangguan neurosis cemas pada narapidana wanita. Subyek penelitian adalah 57 orang narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wanita Malang yang berusia kurang dari 40 tahun dan memiliki masa hukuman lebih dari I tahun. Metode pengumpulan data menggunakan angket, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil analisis data menunjukkan tidak ada hubungan antara problem focused coping dengan gangguan neurosis cemas pada narapidana wanita (rxy = 0,027 ; p = (0,840) > 0,05), karena pada dasarnya penjara memuat suatu kondisi yang sulit dikontrol atau sangat kecil kemungkinan untuk dapat diubah oleh narapidana, sehingga penggunaan problem focused coping tidak berpengaruh terhadap gangguan neurosis cemas. Sebaliknya, ada hubungan yang signifikan antara emotion focused coping dengan gangguan neurosis cemas (rxy = 0,540 ; p = (0,000) < 0,05), dimana aspek yang paling dominan digunakan adalah turning to religion, positive reinterpretation and growth dan acceptance. Pada kenyataannya, .peningkatan keagamaan yang semata-mata hanya meningkatkan ibadah ritual saja tanpa disertai penghayatan dan intemalisasi nilai-nilai agama itu sendiri akan menjadi tidak efektif untuk mereduksi kecemasan. Selain itu, kurangnya dukungan dari orang-orang diluar tembok penjara (keluarga dan masyarakat) yang merupakan sumber coping, membuat strategi yang digunakan tidak efektif. Bagi penelitian yang akan datang, disarankan untuk menggunakan teori coping yang baru dari Taylor (1991), menspesifikkan karakteristik subyek (misalnya: lama hukuman, jenis kejahatan) dan memperhatikan faktor-faktor lain seperti kualitas dukungan sosial, relasi keluarga dan latar belakang subyek sebelum masuk penjara.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 03 Mar 2014 03:56
Last Modified: 03 Mar 2014 03:56
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/8188

Actions (login required)

View Item View Item