Setyanti, Pupit Dwi (2004) Studi Deskripsi Pemaknaan Hidup Pada Tuna Rungu Dewasa Awal. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Seorang penyandang tuna rungu terkadang mengalami keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Keterbatasan ini dikarenakan masalah komunikasi. Sehingga disamping tidak dimengerti orang lain, mereka juga sukar memahami orang lain. Bila hal ini berlanjut akan menimbulkan tekanan pada emosinya dan menghambat perkembangan kepribadiannya yang menampilkan perilaku seperti menutup diri. Seseorang yang mengalami keadaan ini terkadang memilih untuk mengasingkan diri karena merasa dirinya tidak diterima masyarakat. Keterbatasan dan perasaan dikucilkan pada penyandang tunarungu oleh masyarakat ini akan mengakibatkan makna hidup seseorang mengarah pada keadaan hidup yang apatis, bosan, tidak bergairah (vacuum eksistensi). Setelah dilakukan survey awal terhadap penyandang tunarungu usia dewasa awal, penyandang nmanmgu yang mampu merealisasikan makna hidupnya dipengaruhi oleh makna yang dihayati oleh setiap penyandang tunarungu terhadap peristiwa dalam hidupnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenal dan mengetahui dinamika kehidupan penyandang tuarungu untuk mengetahui makna hidupnya dan mengetahui relasi dengan orang normal. Subjek penelitian ini adalah tiga orang penyandang tunarungu dengan usia 18-40 tahun, dua orang wanita, satu laki-laki, dengan jenis ketulian dua orang karena herediter dan satu orang non herediter. Data yang diperoleh dipaparkan secara deskriptif kuatitatif. Metode pengumpulao data wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan babwa dari tiga subjek penelitian menunjukkan kecenderungan dapat memaknai hidupnya. Aspek pola asuh, penerimaan diri dan dukungan sosial sangat terkait dengan pembentukan kepribadiao tunarungu, hal ini terkait dengan pengembangan potensi diri untuk merealisasikan nilai-nilai kepada makna yang sesungguhnya Hasil dari penelitian ini melihat bahwa pada subjek I pemenuhan makna bidup lebih diwujudkan dengan merealisasikan nilai kreatif, pada subjek II pemenuhan makna hidup lebih diwujudkan dengan merealisasikan nilai penghayatan melalui keindahan alam dan cinta pada sesama, sedangkan pada subjek III pemenuhan makna hidup lebih diwujudkan dengan merealisasikan nilai penghayatan melalui kebenaran (spiritual). Relasi dengan orang nonnal dipengaruhi oleh persepsi terhadap orang normal dan cara mengatasi hambatan "komunikasi" dengan orang normal.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 25 Mar 2014 00:41 |
Last Modified: | 25 Mar 2014 00:41 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/8760 |
Actions (login required)
View Item |