Pola Pemilihan Dan Penggunaan Jamu Kemasan Pada Penduduk Di Kelurahan Bringin Kecamatan Lakarsantri Surabaya Barat

Pandi, Riastuti (2001) Pola Pemilihan Dan Penggunaan Jamu Kemasan Pada Penduduk Di Kelurahan Bringin Kecamatan Lakarsantri Surabaya Barat. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of F_1043_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
F_1043_Abstrak.pdf

Download (294kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/150872

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pola pemilihan dan penggunaan jamu kemasan sebagai obat dan penunjang kesehatan pada penduduk di Kelurahan Bringin Kecamatan Lakarsantri Surabaya Barat. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan kuesioner terhadap 100 responden. Data diolah dengan menggunakan tabel, tabel silang dan gambar distribusi frekuensi. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : prioritas utama dalam memilih jamu adalah berdasarkan khasiat yaitu sebesar 74%. Jenis kelamin yang paling banyak mengkonsumsi jamu adalah jenis kelamin laki-laki sebesar 55%. Kelompok usia yang paling banyak mengkonsumsi jamu adalah kelompok usia 26-45 tahun sebesar 63%. Sumber informasi terbanyak mengenai jamu kemasan pada tingkat pendidikan rendah (tidak tamat SD sampai tamat SMP) berasal dari pengalaman, pada tingkat pendidikan menengah (tamat SMA) berasal dari iklan/media massa, dan pada tingkat pendidikan tinggi (tamat D 1 sampai universitas) berasal dari percakapan. Prioritas utama dalam pemilihan dan penggunaan jamu kemasan pada tingkat pendidikan SD sampai universitas adalah khasiat sebesar 73%. Sedangkan individu yang tidak tamat SD lebih memprioritaskan harga yaitu sebesar 6%. Tingkat pendidikan SD sampai universitas percaya bahwa jamu kemasan dapat menyembuhkan penyakit dengan alasan berkhasiat sebesar 79%, sedangkan individu yang tidak tamat SD percaya bahwa jamu kemasan dapat menyembuhkan penyakit dengan alasan pengalaman sebesar 5%. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin optimis bahwa jamu kemasan dapat menyaingi obat modem. Individu yang paling banyak memilih dan menggunakan jamu kemasan adalah pasangan menikah mempunyai anak sebesar 78%. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan, semakin sering mengkonsumsi jamu. Semakin besar penghasilan maka khasiat lebih diutamakan dalam pemilihan dan penggunaan jamu kemasan dibandingkan dengan obat. Besamya penghasilan tidak berpengaruh terhadap frekuensi minum jamu kemasan, tetapi tergantung dari kebutuhan masing-masing individu. Besarnya penghasilan tidak berpengaruh terhadap prioritas utama dalam pemilihan dan penggunaan jamu kemasan karena sebagian besar konsumen jamu kemasan lebih memprioritaskan khasiat. Individu yang memiliki rumah sendiri merupakan konsumen jamu terbesar yaitu sebesar 70%. Data ini merupakan informasi deskriptif mengenai pola pemilihan dan penggunaan jamu pada saat itu, yang dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mencari informasi lebih lanjut tentang jamu sebagai obat dan penunjang kesehatan.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 01 Apr 2014 03:50
Last Modified: 01 Apr 2014 03:50
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/9159

Actions (login required)

View Item View Item