Penerapan Non Financial Performance Measures Sebagai Alat Ukur Operasional Untuk Pengendalian Activitas Produksi Pada CV. X Di Sepanjang

Tjitarso, Doris (1996) Penerapan Non Financial Performance Measures Sebagai Alat Ukur Operasional Untuk Pengendalian Activitas Produksi Pada CV. X Di Sepanjang. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of AK_580_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
AK_580_Abstrak.pdf

Download (103kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/154271

Abstract

Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat ditandai dengan berbagai macam dan bentuk persaingan antar badan usaha. Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif ini badan usaha di tuntut untuk dapat mengelola badan usaha secara efektif dan efisien. Sejalan dengan keadaan yang ada badan usaha harus berusaha menunjukkan keunggulannya melalui kinerja yang telah dicapai. Selama ini keberhasilan suatu badan usaha diukur melalui laporan financial untuk memberikann gambaran mengenai keberhasilan yang telah dicapai oleh badan usaha dalam jangka pendek. Informasi ini adakalanya menimbulkan kesulitan dalam pengendalian aktivitas produksi sehingga laporan non financial juga diperlukan karena laporan yang bersifat operasional ini akan memberikan umpan balik bagi manajer untuk melakukan perbaikan saat itu juga sehingga aktivitas produksi badan usaha dapat berjalan efektif dan efisien. Analisis yang dilakukan pada CV "X" yang merupakan badan usaha produksi paku di Taman-Sepanjang selama ini menggunakan informasi secara financial untuk menilai keberhasilan kinerjanya melalui neraca dan laporan rugi laba. Pengendalian aktivitas produksi melalui non financial performance measures dapat diukur dari segi kualitas, sediaan, kinerja pengantar (cycle time), kinerja mesin, dan produktivitas. Namun dalam pembahasan skripsi ini hanya dibatasi dari segi kualitas, kinerja mesin, dan cycle time. Pengendalian kualitas yang ideal adalah mencapai zero defect, sedangkan cycle time yang baik merupakan value added yang menambah nilai produk. Hal ini diukur melalui 3 area. yaitu: vendor performance, plant manufacturing performance, dan customer performance. Indikator yang digunakan adalah jumlah claim retur badan usaha pada suppliernya, jumlah unit cacat selama proses produksi, dan jumlah retur, keluhan pelanggan, serta jumlah keterlambatan pengiriman produk. Dari kinerja mesin dapat diketahui kerusakan mesin yang mempengaruhi kapasitas produksi. Penggunaan mesin yang tidak maksimum akan menyebabkan proses produksi mengkonsumsi waktu tunggu yang seharusnya tidak perlu. Pengendalian cycle time dilakukan untuk menekan bahkan menghapuskan non value added time pada penggunaan waktu produksi. Indikator yang digunakan adalah MCE (Hanufacturing Cycle Efficiency) yaitu persentase value added time terhadap keseluruhan waktu yang digunakan selama proses produksi. Bila hasil MCE makin mendekati 1, maka non value added time akan semakin kecil. Pengukuran pada kualitas dan cycle time dilakukan pada masing-masing proses produksi, yaitu: proses penarikan kawat baja. proses pembentukan paku dan proses pemolesan paku. Hasil evaluasi pengendalian aktivitas produksi secara non financial pada CV "X" secara menyeluruh dapat dikatakan cukup. Laporan non Financial diperlukan secara rutin agar kekurangan-kekurangan yang terjadi dapat segera dikendalikan. Untuk melakukan perbaikan maka badan usaha perlu mengadakan koordinasi secara menyeluruh atas penggunaan dan penyediaan baban baku, penggunaan mesin yang maksimum, serta penggunaan waktu untuk proses produksi yang efisien.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 17 Jun 2014 06:55
Last Modified: 17 Jul 2014 07:38
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/16908

Actions (login required)

View Item View Item