Rahayu, Rita (1995) Non Financial Performance Measures sebagai Alat Manajemen untuk Kegiatan Planning dan Control dalam Pelaksanaan Produksi pada CV. X di Bojonegoro. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_454_Abstrak.pdf Download (99kB) | Preview |
Abstract
Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat ditandai dengan berbagai macam dan bentuk persaingan antar badan usaha. Segala kegiatan itu juga disemangati serta disemarakkan oleh pertemuan informasi para pemimpin ekonomi APEC II di Bogor dan keluarnya Peraturan Pemerintah nomor 20/1994. Sejalan dengan keadaan yang ada badan usaha harus berusaha menunjukkan ketangguhannya melalui kinerja yang telah dicapai. Selama ini keberhasilan kinerja suatu badan usaha selalu mengandalkan pengukuran financial seperti tingkat laba yang tinggi. Padahal pengukuran non financial cukup penting karena pengukuran operasional lebih rinci dalam menjelaskan kelemahan yang terjadi dalam operasi badan usaha. Kinerja yang buruk pada operasi badan usaha tidak akan nampak pada pengukuran finansial, oleh sebab itu informasi yang diperoleh dari laporan operasional akan memberikan feedback supaya kegiatan dalam produksi lebih efektif dan efisien. Penilaian kinerja dengan alat ukur non financial merupakan pengukuran secara fisik pada tingkat operasional badan usaha. Dimana dalam skripsi ini akan dilakukan penilaian kinerja terhadap kualitas dan cycle time. Kua 1 i tas merupakan t ingkat kesesuaian an tara produk yang dihasilkan dengan keinginan konsumen. Hal yang ideal dalam pengendalian mutu yaitu Zero-defect, dimana segala sesuatunya disadari sebagai pelaksanaan yang terbaik sejak awal (doing right at the first time). Cycle time yang bagus merupakan value added time yang menambah nilai pada produk, konsumen akan lebih cepat menerima produk tanpa adanya ket.erlambatan pengiriman barang. Analisa yang dilakukan pada CV "X" yang memproduksi genteng press berlokasi di Bojonegoro memperlihatkan bahwa selama ini badan usaha hanya mengukur keberhasilan kinerjanya dengan tolok ukur tingkat laba . yang ada dalam laporan keuangan. Tolok ukur lain secara non financial tidak pernah dilakukan penilaian. Penilaian kualitas yang dapat dilakukan pada 3 area pengembangan mutu pada supplier, kinerja mutu pada proses produksi (press, pengeringan, pengendapan, pengecatan) dan kiner ja mutu pada konsumen i tu dapat menggunakan indikator berupa : jumlah retur dan claim pada supplier, unit produk yang cacat selama proses produksi, jumlah retur dan complain customer serta jumlah pengiriman yang terlambat. Penilaian kinerja cycle time badan usaha dilakukan sebagai usaha untuk menekan bahkan menghilangkan non value added time pada penggunaan waktu produksi. Indikator yang digunakan adalah MCE (Manufacturing Cycle Efficiency). Perhitungannya diperoleh dengan mernbandingkan value added time dengan kese 1 uruhan waktu yang terpakai selama proses produksi. Jadi MCE dapat digunakan untuk rnengevaluasi tingkat non value added time. Sernakin MCE menunjukkan angka mendekati 1, itu berarti bahwa pemakaian waktu non value added semakin kecil dalam cycle badan usaha. Dari basil penilaian yang dilakukan ternyata membuahkan hasi1 yang cukup menggembirakan. Pengukuran kualitas pada kinerja supplier sudah bagus, karena pernilihan supplier tepat, defect yang kecil pada plant manufacturing performance serta customer performance yang memuaskan. Hal ini perlu dipertahankan dan berusaha untuk mencapai zero defect. Sedangkan pengukuran cycle time dengan indikator MCE menunjukkan angka antara 0,7163-0,881. Itu berarti bahwa ± 30% penggunaan waktu belum maximal atau belum efisien.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Non Financial Performance Measures |
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 06 Feb 2015 02:10 |
Last Modified: | 06 Feb 2015 02:10 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/22393 |
Actions (login required)
View Item |