Uji in silico Aktivitas Sitotoksik dan Toksisitas Senyawa Turunan N-(Benzoil)-N’- feniltiourea Sebagai Calon Obat Antikanker

Kesuma, Dini and ., Siswandono and Purwanto, Bambang Tri and Hardjono, Suko (2018) Uji in silico Aktivitas Sitotoksik dan Toksisitas Senyawa Turunan N-(Benzoil)-N’- feniltiourea Sebagai Calon Obat Antikanker. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 3 (1). pp. 1-11. ISSN 2503-331X

[thumbnail of Uji in Silico_Journal Insilico BFTU Prof. Suko- Dini_2018.pdf]
Preview
PDF
Uji in Silico_Journal Insilico BFTU Prof. Suko- Dini_2018.pdf

Download (662kB) | Preview

Abstract

Senyawa N-(benzoil)-N’-feniltiourea mempunyai gugus farmakofor yang sama dengan turunan urea yang mempunyai aktivitas antikanker, seperti hidroksiurea, sehingga layak dijadikan senyawa induk untuk dikembangkan lebih lanjut melalui modifikasi struktur. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi aktivitas sitotoksik dan toksisitas dari duapuluh tiga senyawa turunan N-(benzoil)-N’-feniltiourea sebagai calon obat antikanker. Salah satu mekanisme kerja turunan N-(benzoil)-N’-feniltiourea sebagai antikanker adalah menghambat VEGFR2, regulator penting untuk proses angiogenesis, serta sangat berperan untuk pertumbuhan tumor dan metastasis. Aktivitas biologis dapat diprediksi melalui pemodelan molekul yang disebut uji in silico, menggunakan program MVD (Molegro Virtual Docker), sedang toksisitas dapat diprediksi menggunakan program pkCSM dan Protox online tool. Uji in silico dilakukan dengan melakukan docking senyawa yang akan diprediksi aktivitasnya dengan target reseptor, VEGFR2, PDB ID. 3WZE. Hasil docking berupa energi ikatan digambarkan dengan nilai Rerank Score (RS). Senyawa dengan nilai RS kecil berarti mempunyai ikatan ligan-reseptor yang stabil dan diprediksi mempunyai aktivitas yang besar. Dari hasil uji in silico disimpulkan bahwa semua turunan N-(benzoil)-N’-feniltiourea diprediksi menimbulkan toksisitas relatif rendah, dan mempunyai aktivitas sitotoksik lebih besar dibanding hidroksiurea, tetapi masih lebih rendah dibanding sorafenib. N-(4- propoksibenzoil)-N’-feniltiourea dan N-(3,5-di-trifluorometilbenzoil)-N’-feniltiourea diprediksi mempunyai aktivitas sitotoksik paling besar tetapi menimbulkan hepatotoksik, sehingga sebagai senyawa terpilih untuk disintesis dan dikembangkan lebih lanjut adalah N- (3,4-dimetilbenzoil)-N’-feniltiourea.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Pemodelan molekul; N-(benzoil)-N’-feniltiourea; aktivitas sitotoksik; toksisitas.
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Ester Sri W. 196039
Date Deposited: 08 Nov 2018 08:37
Last Modified: 24 Mar 2021 15:57
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/33843

Actions (login required)

View Item View Item