Rini, Diyah Sulistyo (2004) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Konseling Pada Guru Bimbingan an Konseling Di SMU. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
ED_149_Abstrak.pdf Download (84kB) | Preview |
Abstract
Layanan bimbingan dan konseling yang disediakan oleh institusi sekolah bertujuan membantu siswa dalam memahami dan mengembangkan dirinya, berkembang dan menyesuaikan diri dengan kehidupan bermasyarakat, serta menghadapi tantangan - tantangan yang ada sehingga siswa mampu menyelesaikannya dengan sebaik mungkin Pelayanan ini dilakukan dalam bentuk tatap muka antara siswa dengan tenaga profesional yang disebut konselor. Keahlian konselor tersebut terpancar dalam penggunaan metode konseling yang digunakan dalam proses konseling. Metode konseling itu sendiri antara lain: ( l )direhif (2)non-direhif (3)eklektif Karena konseling merupakan suatu bentuk intervensi, pemilihan suatu golongan metode konseling yang digunakan konselor dalam membantu siswa menyelesaikan masalah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dibedakan menjadi dua, yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal atau yang berasal dari siswa adalah: gangguan i masalah yang menyertai siswa, berat ringan masalah, karakteristik siswa ( usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, inteligensi, status sosial ekonomi, sosial budaya, motivasi, harapan, kekuatan ego dan kepribadian . Faktor internal atau yang berasal dari konselor adalah: kemampuan konselor dan hubungan konselor dengan siswa. Penelitian yang dilakukan di SMA_N I Surabaya ini melibatkan tujuh konselor sebagai subyek. Lima orang dengan gelar Sarjana Strata Satu ( S I ), dua orang sarjana muda, semuanya dari bidang Bimbingan dan Penyuluhan IKIP. Para konselor ini telah memiliki masa kerja selama 13 - 23 tahun, dua orang dengan masa kerja l - 2 tahun. Hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara menunjukkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu metode konseling oleh konselor di SMUN I Surabaya. Faktor eksternal yang mempengaruhi antara, lain gangguan I masalah yang menyertai siswa, berat ringan masalah yang dihadapi, inteligensi, latar belakang budaya, motivasi, harapan,serta kekuatan ego dan kepribadian siswa. Sementara faktor internal adalah kemampuan konselor dalam menggunakan metode konseling. Metode direktif digunakan dalam proses konseling jika siswa memiliki gangguan I masalah bawaan ( misalnya sakiit fisik ), masalah yang berat, inteligensi yang rendah atau kurang, latar belakang budaya yang tertutup, motivasi dan harapan diri yang rendah, kekuatan ego lemah serta kepribadian yang tertutup. Sebaliknya, metode non-direktif digunakan jika siswa tidak memiliki gangguan I masalah bawaan, masalah yang dihadapi dianggap ringan, memiliki inteligensi yang tinggi, latar belakang budaya yang lebih terbuka, serta motivasi dan harapan diri yang tinggi. Penggunaan metode direktif ini juga terkait dengan kendala - kendala yang muncul dalam menjalani profesi konselor. Kendala tersebut bisa berasal dari siswa dan orang tua serta keterbatasan waktu bagi konselor dalam menyelenggarakan konseling Hendaknya faktor - fahor lain, seperti usia, jenis kelamin, tingkatan pendidikan siswa, status sosial ekonomi siswa, dan hubungan konselor dengan siswa juga dijadikan pertimbangan supaya metode konseling yang dipilih nantinya berhasil membantu menangani masalah siswa. Kemampuan konselor dalam penggunaan metode - metode konseling dapat ditingkatkan dengan mengikuti seminar atau pendidikan terkait masalah konseling. Selain itu konselor dapat secara aktif berkoordinasi dengan guru dan orang tua dalam menangani masalah siswa
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Sugiarto |
Date Deposited: | 17 Apr 2014 07:50 |
Last Modified: | 24 Mar 2021 14:30 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/11205 |
Actions (login required)
View Item |