Purnomo, Olivia Djoto (2002) Penerapan PSAK No. 10 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Atas Transaksi Mata Uang Asing Guna Menunjang Kewajaran Laporan Keuangan Pada PT. X Di Surabaya. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_1659_Abstrak.pdf Download (91kB) | Preview |
Abstract
Kegiatan bisnis saat ini semakin berkembang. Keinginan untuk mengembangkan bisnis yang ditunjang dengan kemajuan teknologi dan komunikasi membuka peluang bagi badan usaha untuk melakukan kegiatan bisnis tanpa mengenal batas-batas suatu negara. Demikian pula badan usaha di Indonesia saat ini banyak yang melakukan transaksi dagang dengan negara lain. Transaksi tersebut umumnya dilakukan dalam mata uang asing. Semakin banyaknya badan usaha yang melakukan transaksi ekspor impor membuat masalah nilai tukar mata uang menjadi pusat perhatian. Hal ini semakin rumit karena transaksi ekspor impor ini didominasi dengan mata uang asing sedangkan laporan keuangan disajikan dalam mata uang domestik. Hal inilah yang menyebabkan penentuan nilai tukar yang dipakai sangatlah penting. Seperti diketahui bahwa nilai tukar mata uang selalu berfluktuasi tergantung permintaan dan penawaran di pasar uang. PT "X" adalah badan usaha yang bergerak di bidang furniture, yang melakukan transaksi ekspor impor. Transaksi ekspor impor yang dilakukan menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (US$). Perlakuan akuntansi yang dilakukan untuk transaksi ekspor impor secara kredit adalah berdasar Cash Basis, dimana pengakuan pendapatan dan beban dilakukan saat terjadi penerimaan dan pengeluaran tunai. Hal ini menyebabkan tidak adanya pengakuan piutang dan utang usaha valas. Selain itu tidak ada pemisahan antara nilai selisih kurs dari nilai penjualan dan nilai pembeliap sehingga nilai penjualannya mengalami overstatement sedangkan nilai pembeliannya mengalami understatement. Padahal menurut PSAK No.lO, perlakuan akuntansi yang tepat untuk transaksi dalam mata uang asing ini adalah berdasarkan Accrual Basis, dimana pengakuan pendapatan dan beban dilakukan saat teijadinya transaksi. Apabila terjadi selisih kurs akibat perbedaan waktu antara tanggal penerbitan B/L dengan tanggal penerimaan/pengeluaran tunai maka SAK memberikan beberapa perlakuan akuntansi yang harus dilakukan sesuai dengan keadaan yang terjadi. Apabila terjadinya transaksi beserta penyelesaiannya berada pada satu periode akuntansi yang sama, maka semua selisih kurs diakui pada periode tersebut. Tetapi jika terjadinya transaksi dan penyelesaiannya berada pada periode akuntansi yang berbeda maka selisih kurs hanya diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode. Sedangkan pos aktiva dan kewajiban moneter yang timbul dari transaksi da1am mata uang asing tersebut dilaporkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca Dengan demikian, perlakuan akuntansi yang diterapkan PT "X" dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu dalam skripsi ini diberikan jumal koreksi untuk menyesuaikan perlakuan akuntansi yang diterapkan PT "X'' agar sesuai dengan PSAK No.10 yang berlaku di Indonesia
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Lasi 193031 |
Date Deposited: | 19 May 2014 02:04 |
Last Modified: | 19 May 2014 02:04 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/14478 |
Actions (login required)
View Item |