Juliawati, Ivone (2003) Penerapan Substantive Test atas sediaan bahan baku untuk mengantisipasi salah saji yang material pada laporan keuangan PT X di Sidoarjo. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_1665_Abstrak.pdf Download (77kB) | Preview |
Abstract
Sediaan merupakan salah satu pos yang penting dalam laporan keuangan karena berpengaruh besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi. Sediaan juga merupakan unsur yang dinamis dalam operasi badan usaha dimana sediaan secara kontinu diperoleh, dimiliki, disimpan, diproses dan dijual. Bagi badan usaha manufaktur, sediaan bahan baku merupakan salah satu komponen sediaan terbesar yang sangat menunjang proses produksi. Selain itu sediaan bahan baku merupakan harta yang sensitif terhadap kerusakan, kehilangan dan umumnya obyek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan yang cukup material. PT "X" mempakan badan usaha yang bergerak di bidang produksi dan penjualan sepatu olahraga. Sebagai badan usaha manufaktur, sediaan merupakan komponen yang material dan membutuhkan kecermatan dalam pengawasannya mulai dari bahan baku hingga barang jadi yang disimpan di gudang. Dengan besarnya jumlah sediaan bahan baku dan kepekaannya terhadap lingkungan, maka badan usaha sering mengalami selisih antara jumlah sediaan secara fisik yang ada di gudang dengan nilai sediaan yang dibukukan oleh bagian akuntansi. Selisih ini makin lama makin besar nilainya, sehingga tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Oleh karena itulah maka sediaan bahan baku harus dikelola secara optimal dan disajikan dengan benar, yaitu dengan melaksanakan audit atas sediaan bahan baku. Audit atas sediaan bahan baku yang dimiliki PT "X" ini dilakukan melalui penerapan prosedur substantive test. Sebelum substantive test dilaksanakan, sistem pengendalian internal badan usaha harus benar-benar dipahami terlebih dahulu, yaitu dengan memberikan kuisioner, melakukan observasi, dan mengadakan wawancara dengan pihak yang terkait. Pemahaman terhadap sistem pengendalian internal ini selanjutnya untuk menentukan ruang lingkup audit dan rancangan prosedur substantive test. Dari basil evaluasi terhadap pengendalian internal atas sediaan bahan baku diketahui bahwa pengendalian internal PT "X" cukup memadai, namun masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, antara lain : perhitungan fisik atas sediaan bahan baku dilakukan oleh bagian gudang dan tidak dilakukan secara berkala. Pelaksanaan perhitungan fisik tersebut juga tidak didasari oleh instruksi tertulis dari pihak yang berwenang. Selain itu ditemukan adanya selisih antara saldo sediaan menurut perhitungan fisik dan saldo sediaan menurut catatan akuntansi. Selisih tersebut disebabkan karena adanya bahan baku yang hilang dan rusak akibat kelembaban udara, pengaruh lingkung,an dan kelalaian dalam proses penyimpanan dan pemakaian bahan baku. Setelah dilakukan perhitungan, ternyata jumlah bahan baku yang rusak dan hilang tersebut sebesar Rp 2.284.489,00. Jumlah tersebut tidaklah material jika dibandingkan dengan saldo sediaan bahan baku secara total yaitu Rp 2.337.381.639,00. Namun selisih tersebut harus tetap disesuaikan agar perhitungan beban umum dan administrasi menjadi tepat sehingga tidak terjadi salah saji yang material pada laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa substantive test perlu diterapkan jika sistem pengendalian internal badan usaha lemah. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi salah saji yang material agar mendukung kewajaran penyajian dalam laporan keuangan, sehingga laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan mendatang.
| Item Type: | Undergraduate thesis |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
| Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
| Depositing User: | Lasi 193031 |
| Date Deposited: | 19 May 2014 04:00 |
| Last Modified: | 19 May 2014 04:00 |
| URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/14500 |
Actions (login required)
 |
View Item |
