Pengaruh Sosialisasi Nilai Terhadap Konflik Peran Jenis Pada Wanita Yang Bekerja Di Kotamadya Surabaya

Suvianita, Khanis (1997) Pengaruh Sosialisasi Nilai Terhadap Konflik Peran Jenis Pada Wanita Yang Bekerja Di Kotamadya Surabaya. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/139763

Abstract

Manusia sepanjang hidupnya disosialisasikan pada nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan norma-norma agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Sosialisasi ini mengajarkan bagaimana manusia berperan yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Laki-laki dan wanita dibedakan peran jenisnya dengan tujuan untuk saling melengkapi fungsi yang berbeda dalam keluarga. Wanita selalu bertanggung jawab terhadap rumah dan dibiasakan dengan wilayah domestik sementara laki-laki dibiasakan dengan wilayah publik yang mengharapkannya bekerja di luar dan menghasilkan uang untuk keluarga. Peran jenis ini dikonstruksikan secara sosial, kultural, melalui ajaran keagamaan bahkan oleh negara. Konstruksi so sial tentang peran j enis dengan dialektika akhimya tersosialisasi secara evolusi dan perlahan-lahan mempengaruhi biologis masing-masing jenis kelamin (Fakih, 1995). Sistem patriarki yang berkembang dalam masyarakat kita memberikan arahan bagaimana sosialisasi ditujukan kepada laki-laki dan wanita, dimana laki-laki lebih diuntungkan dengan statusnya dan terbiasa didahulukan dari wanita. Konstruksi sosial ini berkembang menjadi "kodrat" bagi wanita sebagai "kelompok kedua", yang lemah dan tidak berdaya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakna medote wawancara untuk teknik pengambilan data, yang mengungkap bagaimana peran wanita terhadap tugas dan kewajiban yang dilaksanakan, serta perasaan yang terkait dengan beban tersebut. Pengambilan data dilakukan pada wanita yang bekerja dan yang masih mempunyai anak, yang terbagi dalam kelompok manajerial dan kelompok buruh. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara insidental. Data menunjukkan bahwa peran sebagai ibu merupakan yang utama dibandingkan dengan peran sebagai isteri - ibu rumah tangga, walaupun tidak mengabaikan atau mengecilkan arti peran yang lain. Wanita yang bekerja di luar mengalami ketidakmampuan dalam menjalankan peran ini secara "sempurna", menimbulkan perasaan bersalah bagi ibu. Peran jenis yang ditujukan kepada wanita dianggap sebagai "kodrat" yang tidak dapat diubah dan memang sudah seharusnya demikian, lebih tegas dijawab sebagai nasib wanita. Sekalipun ada prates ketidakadilan karena pembagian peran yang dirasakan lebih berat untuk wanita, karena bekerja di luar tidak membuat kaum wanita boleh meninggalkan tanggung jawab pada rumah dan keluarga.Wanita yang bekerja ini; kelompok manajerial dan buruh seakan tetap berusaha mempertahankan "kodrat kewanitaan11 nya untuk dapat menjadi wanita yang sempurna, seperti ideal keluarga dan masyarakat. Sehingga tampak wanita tanpa menyadari telah membentuk, mengkonstruksi dirinya sesuai dengan "kodrat Wanita11 bentukan konstruksi sosial.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Sugiarto
Date Deposited: 09 Nov 2012 02:47
Last Modified: 28 Sep 2020 14:45
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/1474

Actions (login required)

View Item View Item