., Ellyna (1997) Nonfinancial Performance Measure Sebagai Alat Bagi Pihak Manajemen Guna Meningkatkan Kinerja Pada Departemen Produksi Badan Usaha X Di Surabaya. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
Ak_776_Abstrak.pdf Download (115kB) | Preview |
Abstract
Keberhasilan produk tekstil baik di dalam negeri maupun di luar negeri telah memberikan kontribusi yang cukup memuaskan bagi negara khususnya bagi pendapatan devisa hasil ekspor non migas. Salah satu produk tekstil yang mengalami perkembangan adalah sarung tangan. Dalam era persaingan ini, suatu produk dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif Pada masa mendatang, hanya produk yang memiliki keunggulan kompetitiflah yang mampu menembus pasar, baik domestik maupun luar negeri. Keunggulan kompetitif dapat dimiliki oleh sebuah produk, hila harlan usaha yang memproduksinya mampu berproduksi seefisien mungkin. Skripsi mengenai Nonfinancial performance measure sebagai alat bagi pihak manajemen guna meningkatkan kinerja menekankan pentingnya pengukuran nonfmansial guna meningkatkan kinerja. Pengukuran kinerja yang rutin akan membuat para manajer termotivasi untuk lebih meningkatkan prestasi area yang menjadi pertanggungjawabannya. Pengukuran-pengukuran finansial seperti target penjualan, laba (marjin kontribusi), dan return on investment (ROI) yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja suatu badan usaha sudah tidak mencukupi lagi. Dengan adanya pengukuran secara nonfinansial diharapkan mampu melengkapi pengukuran secara finansial dan dapat melakukan pengukuran lebih cepat dan akurat. Pengukuran dengan indikator finansial yang dilakukan pada badan usaha "X" ternyata memberikan basil yang cukup baik. Dalam tiap-tiap tahun terjadi kenaikan penjualan dan kenaikan mrujin kontribusi, tetapi badan usaha "X" memiliki masalah yang tidak tampak hila diadakan pcngukuran secara finansial seperti banyaknya rework, defect, dan scrap yang cenderung mengalami peningkatan. Pada t.ahun 1995 sekitar bulan November sampai Desember, bagian perajutan mengalami rework yang cukup tinggi (30-34%), sehingga defoctnyapun tinggi (1,12-1,25%). Dari hasil rework akan dipilah kembali, yang benar-benar sudah tidak dapat diperbaiki dikategorikan sebagai defect, sehingga hila reworknya tinggi maka defectnyapun juga tinggi. Penyebab rework ini adalah sarong tangan yang tidak rata karena tenaga kerja kurang trampil, bahan baku yang buruk, dan teknologi produksi yang kurang sempuma. Akibat dari rework yang cukup besar akan membuat wak:tu produksi melebihi dari batas yang telah distandarkan. Sclain waktu produksi ternyata target maksimum juga tidak tercapai. Tidak tercapainya target...
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Eko Setiawan 194014 |
Date Deposited: | 05 Jun 2014 01:37 |
Last Modified: | 07 Jul 2014 05:43 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/15873 |
Actions (login required)
View Item |