SEKARSA, LINDA WIJAYA (1999) Pelakuan Akuntansi Praktik Hedging terhadap Transaksi Impor Bahan Baku pada PT. TPN di Malang. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_1348_Abstrak.pdf Download (191kB) | Preview |
Abstract
Dunia usaha yang semakin berkembang pesat semng dengan kemajuan teknologi meyebabkan berbagai ekspansi ekonomi telah dilaknkan. Investasi besar-besaran dilaknkan di segala bidang terutama dalam bidang industrialisasi. Umumnya pembiayaan investasi itu berasal dari pinjaman luar negeri yang tentu saja menggunakan valuta asing dalam hal ini adalah US Dollar. Peminjaman dari luar negeri oleh badan usaha semakin diduknng oleh tidak adanya kebijakan pembatasan terhadap besamya pinjaman/utang dan peminjaman itu boleh dilaknkan siapa saja baik pribadi/perorangan maupun atas nama badan usaha. Hal ini juga yang menjadi bumerang bagi perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia mulai dilanda krisis pada pertengahan Juli 1997 yang berawal dari tetjadinya krisis moneter, dimana nilai knrs Rupiah semakin hari semakin melemah terhadap US Dollar, nilai knrs Rupiah saat itu kira-kira Rp 2.500/ US$ sampai pada Pebruari 1998 Rupiah mencapai titik terendah yaitu Rp 17.000 - 19.000/ US$, dibandingkan sekarang ini Agustus 1999 Rupiah kembali menguat pada kisaran Rp 7.000 - 7.500/ US$. Fluktuasi nilai kurs Rupiah terhadap US Dollar inilah yang menyebabkan dunia usaha Indonesia menjadi hancur luluh, inilah yang disebut sebagai bumerang bagi perekonomian Indonesia karena investasi di Indonesia hampir sebagian besar dibiayai oleh utang pada luar negeri dengan menggunakan mata uang asing (US$). Utang dalam valuta asing (US$) menjadi berlipat ganda besamya sehingga badan usaha tidak bisa lagi menutupi utangnya walaupun dengan seluruh kekayaan dan modal badan usaha tersebut. Misalnya pinjaman dalam US$ 1.000.000 pada knrs awal dimana Rp 2500/ US$ maka besamya utang dalam Rupiah adalah Rp 2.500.000.000 tapi dengan knrs yang sekarang Rp 7.500/ US$ maka besamya utang itu menjadi berlipat-lipat yaitu menjadi Rp 7.500.000.000. Resiko kerugian selisih knrs dapat dikurangi atau dicegah dengan adanya hedging terhadap transaksi dalam valuta asing/utang dalam valuta asing tersebut. Hedging adalah merupakan suatu cara melimpahkan resiko kerugian selisih knrs pada pihak lain dan sebagai balas jasa kepada pihak yang mau menerirna resiko, diberikan suatu premi hedging. Salah satu bentuknya adalah hedging dengan forward exchange contract. Forward exchange contract adalah sebagai tindakan untuk menghapuskan atau mengurangi tingkat resiko atau ketidakpastian dari perubahan kurs. Di dalam suatu tindakan hedging antara spot exchange rate dan knrs akan timbul keuntungan atau kerugian. Apabila valuta asing yang diamankan dibank dengan menggunakan forward exchange contract mempunyai nilai krus lebih tinggi dari pada nilai kurs valuta asing yang beredar dipasar, maka pihak yang menjadi hedger yaitu bank devisa akan memperoleh keuntungan, sebaliknya jika nilai kurs dipasar lebih tinggi daripada nilai kurs forwardnya maka pihak hedger tidak memperoleh keuntungan. Jika sebagian besar dari pinjamanlutang luar negeri Indonesia dihedge untuk mencegah kemgian selisih kurs sebelumnya maka pada saat teljadi krisis moneter, utang dalam valuta asing tidak akan menjadi sedemikian besar dan badan usaha dapat mengamankan aktivanya. Tindakan hedging dengan forward exchange contract mempunyai faktor-faktor yang harus diperhatikan/dipertimbangkan sebelum dilaksanakan, yaitu bank devisa yang kuat dan sehat dan kondisi fluktuasi kurs valuta asing karena jika fluktuasi kurs valuta asing lebih kecil dari pada biaya premi yang harus dikeluarkan untuk pihak hedger maka lebih baik hedging tidak dilakukan tetapi apabila fluktuasi kurs valuta asing lebih besar dibandingkan biaya premi yang dikeluarkan maka sebaiknya dilakukan hedging terhadap pinjaman/utang dalam valuta asing tersebut sehingga risiko kerugian selisih kurs dapat dicegah. , Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami secara teoritis perlakuan akuntansi atas transaksi forward exchange contract, untuk mengkaji manfaat yang dapat diperoleh badan usaha apabila badan usaha melakukan forward exchange contract untuk transaksi yang dilakukan dalam valuta asing, serta untuk memperluas pengetahuan dalam bidang akuntansi khususnya mengenai forward exchange contract sedangkan yang terakhir adalah sebagai salah satu sumber/bahan acuan bagi para pemakai yang berkepentingan terhadap transaksiforward exchange contract. Di PT. TPN Malang, setelah penulis melakukan penelitian secara langsung atan survey lapangan yaitu dengan observasi/pengamatan dan wawancara, penulis melihat adanya rugi selisih kurs dalam pelunasan terhadap transaksi impor bahan baku. Kerugian atas selisih kurs tersebut disebabkan adanya fluktuasi nilai kurs Rupiah yang melemah terhadap US Dollar dan PT. TPN harus mengeluarkan uang yang jauh lebih besar untuk melunasi utanglkewajibannya dalam bentuk valuta asing ini. Data laporan keuangan tahun 1996 dan 1997 menunjukkan adanya kerugian selisih kurs yang diderita oleh PT. TPN karena transaksi impor bahan bakunya yang dalam valuta asing. Pemahaman dan pengetahuan yang baik terhadap aplikasi hedging dengan forward exchange contract oleh PT. TPN dapat mengantisipasi kemungkinan kerugian selisih kurs, berdasarkan perhitungan transaksi impor dengan dan tanpa forward exchange contract menunjukkan jika PT. TPN melakukan hedging atas transaksi valuta asingnya maka PT.TPN tidak akan menderita kerugian selisih kurs yang sangat besar yang dapat mengganggu cashjlow badan usahanya.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Suwardi 193009 |
Date Deposited: | 06 Jun 2014 07:07 |
Last Modified: | 06 Jun 2014 07:08 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/16102 |
Actions (login required)
View Item |