Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Pengaruhnya terhadap Kewajaran Laporan Keuangan pada Badan Usaha Industri Pengolahan Udang Beku dan Ikan Tilapia Merah PT. Intaco Mandiri di Semarang

Ang, Lim Chi (1995) Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Pengaruhnya terhadap Kewajaran Laporan Keuangan pada Badan Usaha Industri Pengolahan Udang Beku dan Ikan Tilapia Merah PT. Intaco Mandiri di Semarang. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of AK_418_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
AK_418_Abstrak.pdf

Download (121kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/131136

Abstract

PT. Intraco Mandiri didirikan pada tahun 1990 dan bertempat kedudukan di Semarang. Badan usaha tersebut bergerak dalam bidang industri pengolahan udang beku dan ikan tilapia merah. Sistem produksi yang dilakukan oleh badan usaha tersebut bersifat campuran , yaitu berdasarkan pesanan dan massa. Praktik akuntansi aktiva tetap yang ada di badan usaha tersebut tidak diterapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, di mana aktiva tetap yang diperoleh dengan cara membeli dinilai sebesar harga fakturnya, sedangkan pengeluaran-pengeluaran pada masa penggunaan aktiva tetap dicatat sebagai beban periodik dan untuk aktiva tetap yang belum atau tidak digunakan dalam kegiatan usaha normal tidak disajikan sebagai aktiva lain-lain. Hal 1n1 dikarenakan pada badan usaha tersebut di atas belum ditetapkan kebijakan akuntansi tentang kapitalisasi atas pengeluaran-pengeluaran baik pada masa perolehan maupun pada masa penggunaan aktiva tetapnya. Sebagai akibat dari penilaian, pencatatan dan pelaporan atas aktiva tetap yang kurang tepat, maka laporan keuangan pada periode berjalan tidak disajikan secara wajar (penyajian yang .terlalu tinggi atau terlalu rendah) pada akun nilai perolehan, akumulasi penyusutan, nilai buku, aktiva lain-lain dan beban penyusutan. Dengan kondisi ketidak wajaran terhadap laporan keuangan tersebut, dikhawatirkan informasi keuangan yang dihasilkan akan menyesatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan tersebut di dalam pengambilan keputusan ekonomi maupun di dalam mengintepretasikan tentang posisi keuangan dan kegiatan usaha badan usaha tersebut. Prinsip akuntansi yang berlaku umum menegaskan bahwa suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aktiva dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Standar akuntansi keuangan menegaskan bahwa yang dimaksud dengan biaya perolehan adalah "jumlah kas atau setara dengan kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh atau konstruksi sampai aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan". Prinsip biaya perolehan 1n1 dipergunakan karena obyektivitasnya atau dalam hubungannya dengan konsep kontinuitas usaha. Pertama, biaya perolehan merupakan informasi obyektif dan dapat diuji kebenarannya karena didukung oleh bukti-bukti. Kedua, konsep ini beranggapan bahwa kesatuan usaha akan meneruskan aktivitasnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas dan sebagai konsekuensi meniadakan perlunya penggunaan nilai yang berlaku atau nilai likuidasi untuk penilaian aktiva tetap. Kelemahan dari konsep ini adalah ia tidak terus mencerminkan nilai sisa manfaat dikemudian hari maupun harga pasar sekarang apabila ada perubahan keadaan ekonomi atau perubahan harga setelah saat perolehan. Standar akuntansi keuangan telah mengatur atas pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap, di mana untuk pengeluaran-pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat di masa yang akan datang atau yang memungkinkan memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam bentuk pen ingkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan. Adalah lebih tepat untuk alasan kepraktisan, bila pengeluaran-pengeluaran pada masa penggunaan aktiva tetap jumlahnya tidak material akan tetapi mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dicatat sebagai beban periodik. Kebijakan akuntansi yang demikian itu diperkenankan demi alasan kepraktisan dengan syarat jumlah rupiah yang diperlukan tidak material. Peristiwa tersebut merupakan aplikasi dari prinsip materialitas. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hendaknya badan usaha 1n1 segera menetapkan kebijakan akuntansi tentang kapitalisasi atas pengeluaran-pengeluaran baik pada masa perolehan maupun penggunaan aktiva tetapnya. Untuk pengeluaran-pengeluaran yang mempunyai manfaat di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau pen i ngkatan kinerja serta nilainya material, sebai knya pengeluaran-pengeluaran tersebut dikapitalisasi. Sedangkan pengeluaran-pengeluaran yang diperkirakan hanya memberikan manfaat pada periode akuntansi yang bersangkutan dan nilainya tidak material sebaiknya dicatat sebagai beban periodik. Dalam pengelompokan aktiva tetap, badan usaha ini perlu memperhatikan atas aktiva yang belum digunakan atau tidak digunakan dalam operasi normal. Untuk jenis aktiva tersebut, sebaiknya diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan yaitu dikelompokkan sebagai aktiva lain-lain.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Akuntansi Aktiva Tetap
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Sugiarto
Date Deposited: 04 Feb 2015 08:53
Last Modified: 04 Feb 2015 08:53
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/22278

Actions (login required)

View Item View Item