Motif Santri Belajar di Pondok Pesantren

Harris, Akibi (2010) Motif Santri Belajar di Pondok Pesantren. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of ED_383_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
ED_383_Abstrak.pdf

Download (48kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/132223

Abstract

Di Surabaya banyak lembaga pendidikan yang memiliki kompetensi dibidang keahlian tertentu, namun pada kenyataannya Pesantren Nurul Khoir di Surabaya masih dipercaya oleh sebagian masyarakat baik dari Surabaya maupun di luar Surabaya sebagai lembaga pendidikan yang dapat mengantarkan santri untuk mencapai cita-citanya, jadi motif apa yang melatarbelakangi santri masuk pesantren?. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui motif yang paling dominan pada santri untuk masuk pesantren serta mengetahui perbedaan motif ditinjau dari karakteristik subjek. Melalui wawancara diketahui ada 4 motif, meliputi (modelling) adalah inti dari belajar melalui observasi, yang menurut Bandura (Hall & Lindzley, 1993), persuasi sosial, menurut Bandura (1992) merupakan respon yang berupa kepercayaan seseorang terhadap pendapat yang sudah umum tentang realita yang diikuti orang banyak, dan pengharapan akan hasil adalah harapan kemungkinan hasil dari perilaku yang dipelajari baik yang bersifat normatif (outcome expectany), serta Myers (2006) tentang persepsi seseorang terhadap sikap masyarakat terhadap diri sendiri (social acceptance). Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif, melalui pendekatan deskriptif dengan mengambil 90 subjek dengan cara accidental sampling, yakni siswa SMP dan SMA Pondok Pesantren Nurul Khoir Surabaya, melalui angket tertutup dan skala motif yang dirancang peneliti. Data penelitian dianalisis melalui interpretasi dari distribusi frekuensi silang. Hasil penelitian ini menunjukkan motif melanjutkan studi di pesantren adalah outcome expectancy memiliki frekuensi terbesar, selanjutnya motif social persuasion yang tergolong tinggi, kemudian motif social acceptance dan motif modeling. Subjek yang memiliki motif modeling berasal dari kelompok usia 10-13 tahun meskipun pada kelompok usia ini hampir motif-motif lainnya turut menyertai. Kelompok usia 14-17 tahun lebih banyak didorong oleh motif social acceptance dan social persuasion, sedangkan kelompok usia 18-21 tahun lebih didominasi oleh motif outcome expectancy.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Motif Belajar, Santri, Pondok Pesantren
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 06 Oct 2015 02:42
Last Modified: 06 Oct 2015 02:42
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/25590

Actions (login required)

View Item View Item