Perancangan Sistem Penilaian Kredit Bank (Credit Scoring) untuk Pemberian Kredit Modal Kerja bagi Usaha Kecil Menengah dengan Mempertimbangkan Five CS of Credit

H, Daniel Kurniawan (2009) Perancangan Sistem Penilaian Kredit Bank (Credit Scoring) untuk Pemberian Kredit Modal Kerja bagi Usaha Kecil Menengah dengan Mempertimbangkan Five CS of Credit. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of TM_3178_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
TM_3178_Abstrak.pdf

Download (50kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/130837

Abstract

Penyaluran kredit merupakan bisnis utama dari sebuah bank yang dapat mendatangkan keuntungan finansial secara langsung bagi bank tersebut. Meskipun demikian, pada sisi lain hasil survey menyatakan bahwa penyebab utama bangkrutnya sebuah bank adalah dikarenakan permasalahan kredit. Menyadari hal tersebut, maka tentunya perlu untuk dipikirkan perancangan sistem penilaian kredit yang berkualitas agar dapat meminimumkan resiko yang ditanggung oleh pihak bank dan pada saat yang sama tidak mengurangi peluang penyaluran kredit pada debitur. Pada saat ini, bagi bank, UKM berpotensi untuk memberikan produktivitas peminjaman yang lebih tinggi dan resiko yang lebih rendah dibanding usaha besar dikarenakan lebih tahan terhadap gejolak ekonomi, sehingga diperlukan perancangan sistem penilaian kredit untuk permohonan kredit modal kerja yang diajukan oleh UKM. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi sebuah permohonan kredit dari UKM, kemudian merancang sistem penilaian kredit dengan mengadopsi tools pengukuran kinerja, yakni Balanced Scorecard (BSC) dan European Foundation for Quality Management (EFQM). BSC dan EFQM dipilih dikarenakan tools pengukuran kinerja tersebut dapat mewakili analisis secara kuantitatif (BSC) dan analisis secara kualitatif (EFQM). Analisis kuantitatif dan kualitatif sendiri merupakan analisis yang telah umum digunakan oleh bank dalam mengevaluasi sebuah permohonan kredit, yakni dengan menggunakan kerangka Five C’s of Credit (Character, Capital, Condition, Capacity, dan Collateral). Tujuan lain dari penelitian ini adalah juga untuk menguji coba apakah sistem penilaian kredit yang telah dirancang tersebut dapat diimplementasikan. Perancangan sistem penilaian kredit dimulai dengan mengevaluasi terlebih dahulu mengenai sistem penilaian kredit yang digunakan oleh 4 bank representative yang ada di Indonesia pada saat ini. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem penilaian kredit yang ada pada saat ini berjalan secara kurang terstruktur dan tidak mempunyai kerangka pengukuran yang jelas. Hasil dari perancangan sistem penilaian kredit yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan telah mengatasi permasalahan tersebut. Pada sistem penilaian kredit yang dihasilkan, mempunyai sebanyak 52 KPI yang selama ini telah umum digunakan oleh pihak bank dalam mengevaluasi sebuah permohonan kredit modal kerja. KPI-KPI yang ada tersebut disusun secara komprehensif dan terintegrasi dalam sebuah bentuk kesatuan sistem penilaian kredit (credit scoring) dengan pembobotan antar KPI tersebut dilakukan oleh anggota Dewan Komite yang telah terbiasa mengambil keputusan akan sebuah permohonan kredit pada bank. Uji coba implementasi pada penelitian ini dilakukan pada sebuah apotek yang terletak di Surabaya. Berdasarkan sistem penilaian kredit yang dirancang, debitur mendapatkan skor 3,43 yang menandakan bahwa secara keseluruhan debitur masih berada diatas target yang ditetapkan oleh pihak bank (skor 3). Pada sistem penilaian kredit yang dirancang, permohonan kredit dari debitur dapat diterima secara langsung apabila debitur mempunyai skor diatas 3,50. Sehingga berdasarkan hasil penilaian tersebut, permohonan kredit debitur akan berada dalam perhatian khusus dan permohonan kredit debitur harus diputuskan secara langsung oleh anggota Dewan Komite dari bank. Skor debitur pada setiap perspektif yang ada adalah sebesar 3,62 untuk perspektif character, 3,36 untuk perspektif capital, 3,39 untuk perspektif condition, 3,06 untuk perspektif capacity, dan 5 untuk perspektif collateral (skala penilaian 1 sampai dengan 5). Setelah melalui uji coba implementasi, sistem penilaian kredit tersebut kemudian dianalisis berdasarkan aspek keilmuan serta aspek kemungkinan implementasi dari sistem tersebut. Aspek keilmuan menjelaskan bagaimana BSC dan EFQM dapat diadopsi pada sistem penilaian kredit yang dirancang. Pada aspek kemungkinan implementasi, walaupun didalamnya masih terdapat kelebihan dan kekurangan, secara prinsip sistem yang ada siap untuk diimplementasikan dalam mengevaluasi sebuah permohonan kredit modal kerja. Dapat disimpulkan pula, bahwa sistem penilaian kredit yang dirancang juga telah berhasil mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada BSC, EFQM, dan sistem penilaian kredit yang ada pada saat ini secara umum.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Penilaian kredit, modal kerja
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 12 Nov 2015 09:49
Last Modified: 12 Nov 2015 09:49
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/26031

Actions (login required)

View Item View Item