Peningkatan Kualitas Produksi Ban Vulkanisir di PT. ARC Vulcan, Pasuruan

Bengu, Fanny Octavia (2009) Peningkatan Kualitas Produksi Ban Vulkanisir di PT. ARC Vulcan, Pasuruan. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of TM_3254_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
TM_3254_Abstrak.pdf

Download (51kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/131293

Abstract

PT. ARC VULCAN merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan ban vulkanisir dengan berbagai ukuran dan jenis. Salah satu masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah seringnya muncul produk reject dapat menimbulkan cost yang tinggi karena proses yang dilakukan menjadi sia-sia dan ban menjadi tidak layak pakai. Dengan adanya masalah tersebut maka pengendalian kualitas diperlukan untuk mendapatkan perbaikan kualitas hasil proses produksi dan dilakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk mengurangi persentase cacat yang terjadi. Analisis yang dapat dilakukan yaitu meliputi penentuan karakteristik cacat dan jenis cacat terbesar dengan diagram FMEA, pembuatan diagram sebab akibat, perbaikan dengan menerapkan teori SOP (Standard Operating Procedure). Jenis cacat yang biasanya terjadi pada proses produksi adalah cacat interior ban rusak, cacat salah tempel tread, cacat spot tidak matang, cacat kegagalan bekas paku, cacat repair (patch) tidak baik, cacat sambungan terbuka, cacat envelope bocor, cacat ban dalam bocor, cacat bondline, cacat patch lama separasi, cacat patch baru separasi, cacat separasi lapisan, cacat bahu kembung, cacat tread kembung, cacat tekanan angin chamber. Dari semua jenis cacat tersebut, jenis cacat separasi lapisan, cacat ban dalam bocor, cacat tread kembung, cacat tekanan angin chamber, cacat envelope bocor, cacat bahu kembung, cacat patch baru separasi, cacat sambungan terbuka, cacat salah tempel tread yang tertinggi sehingga penelitian difokuskan pada sembilan jenis cacat tersebut. Penentuan sembilan jenis cacat tertinggi berdasarkan nilai RPN yang dihasilkan dari perkalian severity, occurance, dan detection pada Diagram FMEA. Kemudian nilai RPN tersebut dikumulatifkan, dan ditemukan nilai RPN dari tiap jenis cacat yang ada. Nilai RPN tersebut menentukan jenis cacat yang tertinggi. Adapun nilai RPN cacat separasi lapisan adalah 33.09%, nilai RPN cacat ban dalam bocor adalah 8.86%, nilai RPN cacat tread kembung adalah 8.27%, nilai RPN cacat tekanan angin chamber adalah 7.09%, nilai RPN cacat envelope bocor adalah 7.09%, nilai RPN cacat bahu kembung adalah 6.20%, nilai RPN cacat patch baru separasi adalah 4.43%, nilai RPN cacat sambungan terbuka adalah 3.69%, dan nilai RPN cacat salah tempel tread adalah 3.69%. Setelah diperoleh cacat tertinggi maka perlu mencari faktorfaktor/ akar penyebab dari masing-masing cacat dengan menggunakan diagram ishikawa yang meliputi faktor material, man, environment, machine, method dan energy kemudian akan diperoleh beberapa rancangan perbaikan yang dapat dilakukan oleh PT. ARC VULCAN. Usulan perbaikan yang dilakukan berdasarkan analisis diagram sebab akibat yaitu perlu adanya pembuatan standar prosedur kerja untuk mendukung kinerja operator, penambahan penerangan pada proses inspeksi dan pemasangan envelope, penambahan kipas penyedot udara agar sirkulasi lantai produksi lancar dan kerja operator tidak terganggu, penggunaan alarm bila ada masalah yang terjadi selama proses cure serta pemindahan letak proses inspeksi lebih dekat dengan letak masuknya sinar matahari agar dalam masalah penerangan dapat terbantu. Tetapi untuk perbaikan secara langsung yang dapat dilakukan yaitu pembuatan Standard Operating Procedure serta pembuatan kebijakan perusahaan yang dapat meningkatkan kedisplinan kerja seluruh karyawan yang terlibat didalam lantai produksi. Dalam pembuatan SOP ini ditujukan agar operator dapat memahami prosedur serta standar yang harus dilakukan di setiap prosesnya meskipun operator berganti-ganti. Pemasangan SOP ini diletakkan di setiap proses yang dominan dalam munculnya cacat antara lain proses inspeksi awal, proses cementing, proses building, proses pemasangan envelope dan tube, proses cure dan proses final inspection. Sehingga adanya SOP ini membuat operator melakukan pekerjaannya harus sesuai standar yang ada dan dapat mengurangi timbulnya cacat serta untuk kebijakan yang tegas membuat operator semakin disiplin dan dapat mendukung kemajuan perusahaan dengan mengendalikan kualitas agar cacat yang timbul dapat terkendali. Setelah dilakukan implementasi selama 12 hari, diperoleh hasil adanya penurunan persentase unit cacat separasi lapisan dari 1.286% menjadi 0.9636%, penurunan persentase unit cacat ban dalam bocor dari 0.6736% menjadi 0.1071%, penurunan persentase unit cacat tread kembung 0.3674% menjadi 0.1071%, penurunan persentase unit cacat tekanan angin chamber dari 0.1837% menjadi 0%, peningkatan persentase unit cacat envelope bocor dari 0.1837% menjadi 0.2141%, peningkatan persentase unit cacat bahu kembung dari 0.0612% menjadi 0.1071%, peningkatan persentase unit cacat patch baru separasi dari 0.0612% menjadi 0.1071%, peningkatan persentase unit cacat sambungan terbuka dari 0% menjadi 0.1071%, peningkatan persentase unit cacat salah tempel tread dari 0% menjadi 0.1071%. Untuk penurunan persentase keseluruhan cacat dari 2.7556644 menjadi 1.9271949% sehingga dapat disimpulkan adanya penurunan cacat keseluruhan yang cukup signifikan.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Kualitas Produksi, Vulkanisir
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 04 Dec 2015 03:43
Last Modified: 04 Dec 2015 03:43
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/26304

Actions (login required)

View Item View Item