Perlakuan Akuntansi Atas Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 dan Pengaruhnya Terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Segmen yang Sesuai dengan PSAK No. 45 pada PUSDAKOTA UBAYA

Anggrek, Nexson (2007) Perlakuan Akuntansi Atas Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 dan Pengaruhnya Terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Segmen yang Sesuai dengan PSAK No. 45 pada PUSDAKOTA UBAYA. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of AK_2123_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
AK_2123_Abstrak.pdf

Download (379kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/152693

Abstract

Perbedaan utama antara organisasi nirlaba dengan organisasi bisnis terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya (aktiva tetap) dari pembelian dan sumbangan yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Untuk itu, diperlukan suatu standar akuntansi keuangan yang mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk aktiva tetap pada organisasi nirlaba. Standar akuntansi keuangan yang sesuai untuk penilaian, pencatatan, dan penyajian aktiva tetap pada organisasi nirlaba adalah PSAK No.16 mengenai: “Aktiva Tetap dan Aktiva Lainlain” dan PSAK No.45 mengenai: “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba”. Untuk Pusdakota Ubaya, karena belum menerapkan PSAK No. 16 untuk aktiva tetap yang dimiliki dan PSAK No. 45 untuk penyajian laporan keuangannya, sehingga pihak manajemen dan pihak eksternal sebagai pengguna laporan keuangan bisa kurang tepat dalam menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer dalam satu periode. Untuk itu, penelitian ini membahas mengenai pengaruh perlakuan akuntansi atas aktiva tetap berdasarkan PSAK No. 16 terhadap penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 pada Pusdakota Ubaya. Berdasarkan PSAK No.16, aktiva tetap harus diakui pada saat perolehan sebesar biaya perolehan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai bagian dari aktiva tidak lancar. Pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap harus dibedakan antara revenue expenditure dan capital expenditure. Penyusutan aktiva tetap perlu dilakukan karena adanya penurunan manfaat keekonomian. Selain itu, aktiva tetap dihentikan penggunaannya jika tidak ada manfaat keekonomian yang diharapkan dari pelepasannya. Sedangkan menurut PSAK No.45, aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan dari penyumbang. Dengan penerapan PSAK No. 16 dan PSAK No.45, penyajian akunakun dan pengelompokkan aktiva bersih bisa lebih tepat sehingga setiap keputusan yang diambil pihak manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan aktiva tetap mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup organisasi. Selain itu, laporan keuangan yang disajikan lebih transparan sehingga informasi yang diberikan dapat membantu Universitas Surabaya dan para penyumbang untuk menilai upaya dan kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, menilai bagaimana penggunaan sumber daya dan sumbangan dalam pelaksanaan berbagai program/jasa, menilai likuiditas dan fleksibilitas keuangan, menilai kemampuan organisasi untuk memenuhi kewajibannya, melihat kebutuhan pendanaan eksternal, dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer dalam satu periode.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 08 Jan 2016 08:57
Last Modified: 08 Jan 2016 08:57
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/26484

Actions (login required)

View Item View Item