Hubungan Keyakinan Peran Gender dan Konflik Kerja - Keluarga dengan Kepuasan Perkawinan pada Suami - Istri yang Bekerja

Meta, Biass Phial (2005) Hubungan Keyakinan Peran Gender dan Konflik Kerja - Keluarga dengan Kepuasan Perkawinan pada Suami - Istri yang Bekerja. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of IN_701_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
IN_701_Abstrak.pdf

Download (68kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148653

Abstract

Kepuasan perkawinan merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap pasangan suami-istri. Adanya kesempatan yang sama bagi kaum pria dan wanita untuk mengenyam pendidikan setinggi­ tingginya menyebabkan kaum wanita dewasa ini memiliki dorongan untuk bekerja diluar rumah sama dengan yang dilakukan oleh kaum pria. Adanya tuntutan dan keinginan pasangan suami-istri untuk bekerja diluar rumah, memungkinkan waktu yang dimiliki menjadi terbatas. Keterbatasan waktu antara waktu untuk menjalankan pekerjaan dikantor dan waktu untuk keluarga di rumah tak jarang merupakan sumber utama dari timbulnya konflik kerja-keluarga. Timbulnya konflik di tengah-tengah kehidupan perkawinan seseorang, memungkinkan terjadinya ketidakharmonisan perkawinan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kepuasan perkawinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola apa saja yang terbentuk antara keyakinan peran gender (melalui konflik kerja-keluarga) dengan kepuasan perkawinan pada suami-istri yang bekerja dan pola hubungan apa saja yang terjadi antara konflik kerja-keluarga dengan kepuasan perkawinan pada suami-istri yang bekerja. Selain itu juga untuk mengetahui besarnya perbandingan dari akibat langsung pada variabel keyakinan peran gender dengan variabel kepuasan perkawinan dengan akibat tidak langsung pada variabel keyakinan peran gender (melalui variabel konflik kerja-keluarga) dengan variabel kepuasan perkawinan. Populasi penelitian adalah pegawai pria dan wanita dari perusahaan manufaktur yang ada di wilayah Surabaya dan sekitarnya, dengan karakteristik : sudah menikah minimal 2 tahun usia perkawinan, hidup bersama pasangannya dalam satu rumah dan minimal telah memiliki satu orang yang berusia di bawah 21 tahun, belum menikah dan tinggal dengan orang tuanya. Sampel penelitian ini sebanyak 66 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup dengan enam skala sikap pada angket keyakinan peran gender dan konflik kerja-keluarga, dan lima skala sikap pada angket kepuasan peran gender. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan path analysis atau analisis jalur dengan program SPSS versi 10.00. Ada hubungan langsung antara keyakinan peran gender dengan kepuasan perkawinan, besarnya hubungan langsung adalah 0,433, dengan sumbangan efektif sebesar 24,03 %. Ada hubungan tidak langsung antara keyakinan peran gender (melalui konflik kerja-keluarga) dengan kepuasan perkawinan, besarnya hubungan tidak langsung adalah 0,122, dengan sumbangan efektif sebesar 6,79 %. Ada hubungan langsung antara konflik kerja-keluarga dengan kepuasan perkawinan, besarnya hubungan -0,309 dengan sumbangan efektif sebesar 12,92 %. Selain itu akibat langsung (keyakinan peran gender dengan kepuasan perkawinan) lebih besar daripada akibat tidak langsung (keyakinan peran gender melalui konflik kerja­ keluarga dengan kepuasan perkawinan). Hasil menunjukkan bahwa semakin egaliter atau modern keyakinan seseorang terhadap peran gendernya maka semakin rendah konflik kerja-keluarga yang dialami serta semakin tinggi pula kepuasan perkawinannya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pasangan suami istri yang bekerja hendaknya selalu menjalin komunikasi yang baik dan terbuka dengan pasangannya, hal ini dikarenakan terbatasnya waktu yang dimiliki oleh pasangan suami - istri yang bekerja, sehingga masing-masing individu dapat mengerti dan memahami kendala yang dihadapi oleh pasangannya dalam menjalankan perannya di tempat kerja atau di rumah. Serta selalu konsisten dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga. Bagi perusahaan hendaknya menyediakan EAP (Employee Assistance Program) bagi pegawai dan keluarganya, sehingga konflik kerja-keluarga yang terjadi dapat diminimalisasi atau cepat terselesaikan dengan adanya konseling pribadi, selain itu terjadinya penurunan kinerja yang diakibatkan oleh konflik kerja-keluarga dapat dihindari.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 25 Apr 2017 06:44
Last Modified: 25 Apr 2017 06:44
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/29691

Actions (login required)

View Item View Item