Agama dan Kekerasan (Suatu Studi Kasus Dua Santri Di Pondok Pesantren Al-Din)

Lembono, Dody Guntur (2004) Agama dan Kekerasan (Suatu Studi Kasus Dua Santri Di Pondok Pesantren Al-Din). [Undergraduate thesis]

[thumbnail of S_136_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
S_136_Abstrak.pdf

Download (60kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/139702

Abstract

Agama rnemiliki nilai-nilai bagi kehidupan rnanusia sebagai orang per orang rnaupun dalam hubungannya dengan rnasyarakat. Dengan adanya nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat, rnengapa agama rnenjadi begitu 'garangnya' begitu 'sangarnya' dalam hal kehidupan bermasyarakat lihat saja kasus born Bali, kejadian born JW.Mariot, perang Poso, Ambon. Sernuanya rnengatasnamakan agama dengan rnernbawa nama Tuhan. Begitu terkotak-kotaknya manusia dengan adanya agama, rnenjadi ketertarikan peneliti ketika pelaku-pelaku serangkaian teror born adalah sebuah alumni dari pondok pesantren Al-Din (bukan nama sebenarnya ), pertanyaannya bagaimana serangkaian tindakan kekerasan mengacu pada pendidikan di pondok pesantren Al-Din, Jalu bagaimana pemahaman agama santri dalam kehidupan bermasyarakat, dan bagaimana pula konstruksi kekerasan itu dibangun serta profil santri itu bagaimana. Untuk itu peneliti tertarik untuk rneneliti kehidupan di pondok pesantren Al-Din itu. Metode penelitian adalah wawancara rnendalam dengan satu santri senior dan satu alumni pondok pesantren. Peneliti selain rnelakukan wawancara peneliti rnelakukan observasi yang dihasilkan pada catatan lapangan (field note). Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa konstruksi kekerasan dibangun karena ada dua faktor yaitu konstruksi mikro dan konstruksi makro, konstruksi mikro adalah tuntutan adanya penegakan syariah Islam secara kajfah atau sempuma yang berdasarkan Al-Quran, hadist dan kitab kuning dan ini termasuk dalam nilai-nilai pondok. Sedangkan Konstruksi makro adalah pemahaman sejarah yang rnenyatakan bahwa umat Islam rnerasa adanya ketidakadilan akibat perubahan isi perjanjian piagam Jakarta yang artinya umat Islam diperbolehkan menggunakan syariat Islam namun hal itu dihapus dalam perjanjian. Tidak adanya hukum secara Islam, yang kedua makro adalah menyangkut adanya pernahaman ideologi Pancasila yang tidak sesuai dengan paham Islam dan ini termasuk dalam nilai-nilai negara Konstruksi kekerasan dibangun dalam latarbelakang keinginan adanya Islam secara kaffah dan menuntut hak umat Islam. Kekerasan dalam agama timbul disebabkan karena adanya ketidakpuasan terhadap sistem dan ingin adanya pengakuan akan komunitas agama Islam, Baik dalam bentuk ajarannya maupun pemahamannya dan adanya pengakuan agama Islam adalah agama yang baik.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 01 Aug 2017 00:38
Last Modified: 01 Aug 2017 00:38
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/30495

Actions (login required)

View Item View Item