Wahyudi, Johan (2003) Pola Penggunaan Obat Stroke pada Penderita Stroke Non Hemoragik di RSK Santo Vincentius A Paulo Surabaya pada Tahun 2001. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Telah dilakukan penelitian mengenai Pola Penggunaan Obat Stroke Pada Penderita Stroke Non Hemoragik di Rumah Sakit Santo Vincentius A Paulo Surabaya. Pengamatan dilakukan terhadap rekam medik penderita selama periode Januari sampai dengan Desember 2001.jumlah kasus penderita stroke non hemoragik selama periode Januari sampai dengan Desember 2001 ada sebanyak 238 kasus. Untuk penelitian ini diambil 100 kasus yang dipilihkan oleh petugas rekam medik dari 238 kasus. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: kelompok usia yang paling banyak menderita stroke non hemoragik adalah kelompok usia lanjut(> 60 tahun) yaitu sebanyak 52% penderita. Jika dilihat dari jenis kelaminnya, penderita perempuan (53%) lebih banyak menderita stroke non hemoragik daripada penderita laki-laki 47%). Jika dilihat dari angka kematiannya, dari 100 penderita yang diamati sebanyak 6% penderita mengalami kematian. Sedangkan rata-rata lama perawatan tiap penderita adalah 13,88 hari. Diagnosis faktor risiko yang paling banyak dijumpai adalah diabetes mellitus (37,88%) kemudian diikuti faktor risiko hipertensi (35,61 %), dislipidemia (24,24%), penyakit jantung koroner (I ,51 %) dan atrial fibrillation (0,76%). Setiap penderita rata-rata mempunyai satu macam diagnosis faktor risiko, dimana faktor risiko tersebut merupakan suatu kondisi yang dapat memperburuk keadaan penderita stroke non hemoragik. Dua kelas terapi obat stroke yang paling banyak diberikan dirumah sakit pada I00 penderita adalah obat Supplemen yang diberikan kepada 93% penderita dan Antipletelet yang diberikan kepada 69% penderita. Obat stroke yang paling banyak diberikan pada 100 penderita yang termasuk kelas terapi Supplemen adalah Citicoline atau CDP Cholin (80%), kemudian diikuti oleh Piracetam (50%), Nicergoline (23%) dan Ginkgo Biloba (7%). Obat stroke yang paling banyak diberikan pada 100 penderita yang termasuk kelas terapi Antipletelet adatah Ticlopidine (32%), diikuti oleh Clopidobrrel (26%) dan Aspirin atau ASA (22%). Pengobatan majemuk kelas terapi obat stroke yang paling banyak diberikan pada 88 penderita selama dirawat di rumah sakit adalah Supplemen - Antiplatelet(27,27°),diikuti oleh Supplemen - Antikoagulan - Antiplatelet (25,00%) dan Supplemen - Vasodilator perifer dan serebral( ll ,36%).
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy |
Depositing User: | Eko Wahyudi 197013 |
Date Deposited: | 15 Jul 2013 05:21 |
Last Modified: | 15 Jul 2013 05:21 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3520 |
Actions (login required)
View Item |