Lawalata, Felix E. (2001) Hubungan Antara Kuantitas dan Kualitas Tidur Dengan Kondisi Fisik dan Psikososial Sebagai Dampak Circadian Rhythim Pada Pekerja Rotating Shift Work. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
RIG merupakan sarana instalasi pengeboran minyak dengan berbagai jenis dan tipe yang disesuaikan dengan lokasi baik di darat ataupun di laut dimana sumber minyak ditemukan. Kebiiakan system shift berbeda untuk setiap. Jabatan bagi pekerja yang akan diteliti menggunakan system shift 2-2 dengan rotating shift work menggunakan 2 sistem yaitu antara pukul 24.00-12.00 dan 12.00-24.00. Dengan adanya sistem shift tersebut "memaksa" pekerja untuk melakukan tugas-tugas baik siang maupun malam yang secara fungsi fisiologis tidak sesuai karena manusia bekerja secara diurnal (aktif siang hari dan tidur malam hari) dan bukan nocturnal (aktif malam hari dan tidur siang hari). Dengan rotating shift work ini dapat mempengaruhi fungsi fisiologis dan kuantitas dan kualitas tidur yang diperkirakan dapat menimbulkan keluhan keluhan fisik maupun psikologis (Spector, 1996) dan sosial (Folkard & Monk, 1992). Atas dasar uraian diatas. Peneliti menarik hipotesis mayor yaitu ada hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan kondisi fisik dan psikososial sebagai dampak circadian rhythm pada pekerja rotating shift work. sedangkan hipotesis minor ada hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan kondisi fisik yaitu kesiagaan, kesehatan fisik, frekuensi sakit dan kondisi psikososial yaitu kesehatan mental, stress, kecemasan, depresi, kehidupan sosial dan waktu luang sebagai dampak circadian rhythm. Subyek penelitian adalah drilling crew khususnya Assistant Driller- Motorman yang bekerja antata pukul 12.00-24.00 dan 24.00-12.00 di RIG RAISIS- 102. Tarakan, Kalimantan Timur. Jumlah subyek; penelitian 38 orang. Metode pengumpulan data dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu : angket Akibat rotating shift work desain eksperimental dengan menggunakan Repeated Treatment for Group Design dilihat dari pretest-postest untuk circadian rhythm yang tercermin dari temperature tubuh. Irama detak jantung. dan reaction timer untuk melihat kesiagaan subyek penelitian dan wawancara bebas. Teknik analisis data yang digunakan adalah Anareg Simultant. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan dengan koefisien korelasi R = 0.571 dan p = (0,022) antara circadian rhythm dan kuantitas dan kualitas tidur dengan frekuensi sakit dan hasil yang signifikan dengan koefisien korelasi R = 0.531 dan p = (0.049) antara circadian rhythm dan kuantitas dan kualitas tidur dengan kesehatan mental serta hasil yang signifikan koefisien korelasi R = 0.810 dan p= (0,000) antara circadian rhythm dan dan kuantitas dan kualitas tidur dengan kehidupan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa makin baik circadian rhythm dan kuantitas dan kualitas tidur makin tinggi peluang sehat secara fisik makin baik kesehatan mental dan kehidupan sosial. Sedangkan antara stres. kecemasan. depresi dan waktu luang serta kesiagaan tidak menunjukkan korelasi dengan circadian rhythm dan dan kuantitas dan kualitas tidur dengan p > 0.05 dan data tambahan Menunjukkan bahwa fungsi fisiologis dan kesiagaan dalam batas-batas normal dilihat dari tidak ada perbedaan yang signifikan pada interaksi hari-test serta tidak ada korelasi yang signifikan antara circadian rhythm dengan kuantitas dan kualitas tidur. Saran bagi Perusahaan, system shift 2-2 ini sudah lebih baik dibandingkan dengan sistem shift 2-l. sebab seseorang membutuhkan penyesuaian secara fisik dan psikososial untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan dimana ia hidup. Sistem 2-2 ini dapat dijadikan standar bagi drilling crew artinya para pekerja tersebut sudah dapat beradaptasi dengan system shift yang diberlakukan untuk saat ini. Dengan shift kerja 12-12 diketahui bahwa drilling crew tidak mengalami hambatan secara fungsi fisiologis, fisik dan psikososial tetapi sedikit mengalami hambatan pada kuantitas dan kualitas tidur Ketika berpindah shift di awal hari. Saran bagi penelitian selanjutnya diperlukan kelompok pembanding yaitu para pekerja non shift untuk mengungkap fluktuasi circadian rhythm harian itu akibat rotating shift work atau secara normal sudah terbentuk atau shift kerja 7-7 untuk mengungkapkan shift kerja yang lebih baik, dasar teori dikembalikan untuk faktor stres dan kecemasan misal. makin stres maka makin buruk walaupun tidak selalu menggunakan alat bantu EEG untuk mengungkap kesiagaan, faktor-faktor untuk penelitian selanjutnya yaitu temperatur ruangan yang mempengaruhi temperatur tubuh, stres, kecemasan dan depresi yang tidak signifikan dengan circadian rhythm dan kuantitas dan kualitas tidur karena masa kerja yang relatif lama.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Moch. Ali Syamsudin 197011 |
Date Deposited: | 23 Jul 2013 07:16 |
Last Modified: | 23 Jul 2013 07:16 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3917 |
Actions (login required)
View Item |