Efektivitas Antibiotik Inhalasi pada Pasien Ventilator Associated Pneumonia: Kajian Literatur dan Meta-analisis

Peerera, Beryl Bayanaka Agustha and Herawati, Fauna and Yulia, Rika (2022) Efektivitas Antibiotik Inhalasi pada Pasien Ventilator Associated Pneumonia: Kajian Literatur dan Meta-analisis. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia (Indonesian Journal of Clinical Pharmacy), 11 (1). pp. 51-65. ISSN 2252-6218, e-ISSN 2337-5701

[thumbnail of Fauna Herawati_Efektivitas Antibiotik Inhalasi.pdf] PDF
Fauna Herawati_Efektivitas Antibiotik Inhalasi.pdf

Download (2MB)
Official URL / DOI: https://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/view/32125

Abstract

Antibiotik inhalasi dapat menjadi tambahan dalam terapi ventilator associated pneumonia (VAP) karena menghantarkan antibiotik secara langsung ke dalam lokasi infeksi di paru-paru untuk menyediakan konsentrasi antibiotik yang adekuat di paru-paru, sedangkan antibiotik Intravena (IV) bekerja secara sistemik. Food and Drug Administration (FDA) dan European Medicine Agency sudah menyetujui beberapa antibiotik inhalasi sebagai terapi cystic fibrosis, tetapi belum ada antibiotik inhalasi yang disetujui untuk penggunaan VAP walaupun sudah ditemukan bukti yang mendukung. Tujuan dilakukanya kajian ini adalah untuk mengkaji efektivitas antibiotik inhalasi baik sebagai terapi adjuvan dengan IV ataupun terapi substitusi dalam pengobatan VAP. Efektivitas yang diteliti meliputi clinical cure, microbial cure, dan mortalitas. Penelitian ini merupakan kajian literatur dan meta-analisis yang menggunakan artikel dengan desain Randomized Control Trial (RCT). Proses penelusuran pustaka dilakukan dengan menggunakan basis data PUBMED. Kualitas artikel yang diinklusi dinilai dengan Critical Appraisal Skill Programme (CASP) checklist dan reputasi jurnal. Total terdapat 7 penelitian diikutsertakan dalam kajian akhir dan meta-analisis. Hasil meta-analisis antibiotik inhalasi sebagai terapi adjuvan maupun substitusi tidak menunjukan hasil positif pada tingkat kesembuhan klinis (RR = 1,07; 95% CI = 0,86 – 1,32) dan mortalitas (RR = 1,09; 95% CI = 0,83 – 1,43). Hasil meta-analisis penggunaan antiobiotik inhalasi sebagai terapi adjuvan menunjukan hasil positif dalam mengeradikasi mikroba (RR = 1,56; 95% CI = 1,13 – 2,17), namun tidak menunjukan keuntungan dalam eradikasi mikroba apabila digunakan sebagai terapi substitusi (RR = 1,21; 95% CI = 0,86 – 1,71). Dapat disimpulkan, penggunaan antibiotik inhalasi sebagai terapi adjuvan ataupun monoterapi tidak efektif dalam memperbaiki tingkat kesembuhan klinis dan mortalitas pasien VAP, namun penggunaan antibiotik inhalasi sebagai adjuvan mampu mengeradikasi mikroba lebih baik dibandingkan tanpa antibiotik inhalasi.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Antibiotik, inhalasi, aerosol, pneumonia, ventilator mekanis
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Ester Sri W. 196039
Date Deposited: 06 Jun 2022 02:51
Last Modified: 25 Apr 2024 06:56
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/41950

Actions (login required)

View Item View Item