Puspita, kadek Liana (2002) Penggunaan Metode Resolusi Dalam Konflik Manajemen - Karyawan Mengenai Kegiatan Sosiokultural. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Suatu perusahaan berapapun kecilnya tidak pernah lepas dari konflik. Konflik yang umum terjadi di perusahaan adalah konflik antara manajemen dan karyawan. Demikian pula dalam perusahaan yang ada di Bali di mana manajemen dan karyawan mengalami konflik berkaitan dengan kegiatan sosiokultural yang wajib diikuti oleh orang Bali (Hindu). Kegiatan sosiokultural merupakan akar dari upacara adat dan keagamaan yang mewarnai kehidupan orang Bali (Hindu). Kegiatan sosiokultural ini tidak bisa dihindari oleh siapapun termasuk bagi orang Bali (Hindu) yang bekerja dalam perusahaan. Hanya saja, kegiatan sosiokultural yang sering terjadi ini menimbulkan konflik bagi orang Bali (Hindu) yang bekerja Orang Bali (Hindu) tidak ingin karena bekerja lalu melalaikan kegiatan sosiokultural di desa adat atau banjar, tidak ada waktu untuk kegiatan bersama di Pura atau menghadiri undangan undangan adat (Wiana, 1999). Hal inilah yang menyebabkan orang Bali (Hindu) yang bekerja mengalami konflik dengan manajemen perusahaan. Masing-masing pihak tentunya memiliki metode/cara tersendiri dalam menghadapi konflik yang terjadi. Metode dalam menghadapi konflik yang terjadi sering disebut metode resolusi konflik (Rasberry dan Lemoine, 1986). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan operasional wanita, beragama Hindu, telah menikah dan terikat kegiatan sosiokultural di desa asal yang berjumlah 102 orang dan pihak manajemen yaitu manajer menengah dan manajer lini pertama sebanyak 44 orang dengan bagian terbesar dari manajer lini pertama Penelitian dilaksanakan di PT. Mitragarment Indoraya Subyek penelitian diperoleh dengan menggunakan Accidental Sampling. Pengukuran terhadap metode resolusi konflik menggunakan Organizational Communication Conflict Instrument (OCCI) oleh Putnam dan Wilson (1982) yang terdiri dari tiga metode yaitu Nonconfrontation, Solution Oriented dan Control. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis uji - t antar kelompok. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan penggunaan metode Nonconfrontation yang sangat signifikan antara manajemen dan karyawan (t= -10,084 dan p < 0,01), dimana manajemen lebih cenderung menggunakan metode nonconfrontation (rerata = 57,727) dibandingkan karyawan (rerata = 41,127); ada perbedaan penggunaan metode solution oriented yang signifikan antara manajemen dan karyawan (t = 2,406 dan p < 0,05) di mana karyawan lebih cenderung menggunakan metode solution oriented (rerata = 45,892) dibandingkan manajemen (rerata = 41,977); dan ada perbedaan penggunaan metode control yang sangat signifikan antara manajemen dan karyawan (t = 6,317 dan p < 0,0 I) dimana karyawan lebih cenderung menggunakan metode control (rerata = 36,520) dibandingkan manajemen (rerata = 28,182). Disarankan untuk penelitian lebih lanjut untuk memperluas subyek penelitian, mengkombinasikan metode kuantitas dengan kualitatif dan dimungkinkan untuk menggunakan aitem-aitem yang memiliki konteks sosiokultural. Saran untuk perusahaan adalah perusahaan diharapkan untuk lebih memperhatikan mengenai keragaman budaya dalam perusahaan dan budaya yang ada dimana perusahaan itu berdiri sehingga kebijakan yang nantinya diberikan sesuai budaya yang ada di perusahaan.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Eko Wahyudi 197013 |
Date Deposited: | 17 Jan 2014 07:45 |
Last Modified: | 17 Jan 2014 07:45 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/4248 |
Actions (login required)
View Item |