Choiriyah, Umi (2002) Hubungan Antara Kematangan Emosi Ibu Mertua Dengan Kualitas Komunikasi Interpersonal Terhadap Menantu Perempuan. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Salah satu harapan dari orang tua yaitu ingin melihat anaknya menikah. Apabila anak telah menikah dan memutuskan untuk tetap tinggal dengan orang tua, maka peran orang tua akan bertambah sebagai mertua bagi menantunya Dalam posisi itulah menantu sudah tidak lagi dianggap seperti orang lain, melainkan sebagai anak sendiri dalam lingkungan keluarga Terlebih lagi dengan hadirnya menantu perempuan dalam kehidupan ibu mertua, karena menantu perempuan akan menjadi pasangan utama bagi ibu mertua dalam menjalankan kehidupan berumah tangga Pada kenyataannya, hubungan antara ibu mertua dan menantu perempuan tidak selalu berjalan baik. Dapat saja terjadi benturan-benturan emosional yang dikarenakan mereka tidak saling terbuka, tidak adanya komunikasi atas suatu permasalahan sehingga konflik jarang terselesaikan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara ibu mertua dengan menantu perempuan, antara lain: usia, kematangan emosi, persepsi ibu mertua terhadap menantu perempuannya Adapun salah satu faktor yang dianggap lebih berperan adalah faktor kematangan emosi, karena kematangan emosi menjadi dasar bagi seseorang untuk berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Berdasarkan fenomena tersebut ingin diungkap hubungan antara kematangan emosi ibu mertua dengan kualitas komunikasi interpersonal terhadap menantu perempuan. Subyek dalam penelitian ini sejumlah 45 orang, dengan ciri-ciri sampel ibu-ibu berusia antara 40-74 tahun, yang tinggal serumah dengan menantu perempuan. Metode pengambilan data menggunakan angket kematangan emosi dan angket komunikasi interpersonal. Data dianalisis dengan teknik korelasi Moment Tangkar atau Product Moment. Dari analisis data diperoleh hasil rxy = 0.685 dengan p < 0.001 yang berarti sangat signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan emosi ibu mertua berhubungan sangat signifikan dengan kualitas komunikasi interpersonal terhadap menantu perempuan. Seseorang yang dianggap matang secara emosional, jika orang tersebut stabil dalam memberikan respon, selektif dalam berespon, ada tenggang waktu dalam berespon, mampu membagi kasih sayang dan mampu untuk bertoleransi. Kematangan emosi dapat mempengaruhi seseorang dalam menjalin komunikasinya dengan orang lain, dalam hal ini antara ibu mertua dengan menantu perempuannya, karena ibu mertua yang dinilai matang secara emosional, maka dalam berkomunikasi dengan menantunya akan menunjukkan sikap terbuka dengan penuh kasih sayang serta selalu menunjukkan kekonsistenan dalam bersikap, berpikir terlebih dahulu sebelum berpendapat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam komunikasi interpersonal yang efektif, ibu mertua diharapkan dapat menyelami perasaan menantunya dengan mengembangkan keterbukaan diri, merasakan adanya empati, memberi dukungan, selalu bersifat positif dan adanya kesetaraan. Perbedaan sudut pandang antara ibu mertua dengan menantu perempuan bukanlah penghalang untuk menciptakan suatu hubungan yang baik, berusaha untuk memperkecil suatu perbedaan adalah hal yang bijaksana, usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara membiasakan diri membicarakan hal-hal yang kecil dengan menantu, dan beranjak ke hal yang lebih pribadi dan seterusnya hingga ibu mertua dapat merasakan adanya keterbukaan dengan menantunya
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Eko Wahyudi 197013 |
Date Deposited: | 13 Dec 2013 11:27 |
Last Modified: | 13 Dec 2013 11:27 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/5871 |
Actions (login required)
View Item |