Analisis Dampak Penerpana Tight Result Control Terhadap Perilaku dan Kepuasan Salesman pada Divisi Marketing PT. Ricky Mumbul Daya

Soehadi, Fony (2004) Analisis Dampak Penerpana Tight Result Control Terhadap Perilaku dan Kepuasan Salesman pada Divisi Marketing PT. Ricky Mumbul Daya. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/152974

Abstract

Faktor yang sangat menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan, baik perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur adalah faktor sumber daya manusia. Perilaku dan loyalitas sumber daya manusia tersebut dalam bekerja akan sangat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi perilaku dan loyalitas sumber daya manusia suatu perusahaan adalah taraf kepuasan sumber daya manusia itu sendiri atas gaji maupun incentives yang mereka terima. Selama ini gaji dan incentives merupakan masalah yang sensitif dan menimbulkan perseteruan yang tidak pemah berakhir antara karyawan, sebagai bawahan dengan manajemen perusahaan, sebagai atasan. Oleh sebab itu desain sistem kompensasi, yaitu sistem penggajian dan pemberian incentives yang tepat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Sumber daya manusia yang berperan penting dalam perusahaan dagang adalah para karyawan pada divisi markerting, terutama para salesman. Hal ini memicu penulis untuk mengadakan penelitian guna menganalisis seberapa jauh dampak penerapan tight results control terhadap perilaku dan kepuasan salesman. Penerapan tight results control yang diutamakan pada sistem pemberian rewards dan punishments ini sangat berpengaruh terhadap motivasi para salesman tersebut dalam bekerja dan kinerja mereka juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Hasil interview dengan enam orang salesman menunjukkan bahwa penerapan tight results control tersebut temyata menimbulkan kepuasan maupun ketidakpuasan mereka. Para salesman yang puas dengan penerapan tight results control merasa bahwa dengan adanya rewards maupun punishments tersebut mereka dapat bekerja secara lebih terarah. Dengan adanya rewards berupa komisi apabila berhasil mencapai omzet tertentu, para salesman tersebut terpacu untuk meraih komisi sebanyak mungkin. Hal ini karena dengan menerima komisi tersebut mereka merasa puas, hasil kerja keras mereka dihargai oleh perusahaan. Selain itu dengan adanya sistem target omzet, mereka dapat menunjukkan kemampuan mereka dalam bekerja, yang terlihat dari omzet yang berhasil dicapai, baik kepada karyawan lain maupun kepada atasan. Ada kepuasan tersendiri bagi mereka apabila berhasil mencapai omzet yang tinggi dan mendapat pengakuan dari rekan kerja atau atasan. Pemberian rewards berupa komisi juga belum tentu memberikan kepuasan bagi salesman tersebut, sebab untuk memperoleh komisi mereka juga harus memenuhi target omzet tertentu. Manusia tidak pernah merasa puas, demikian pula dengan sebagian salesman ini. Apabila omzet yang mereka peroleh kecil maka komisi yang mereka peroleh juga kecil. Jumlah komisi yang kecil ini tentu saja kurang memuaskan bagi salesman tersebut. Sedangkan punishments berupa tidak adanya pemberian komisi apabila target omzet minimal tidak terpenuhi dan pemotongan komisi jika terjadi piutang tak tertagih membuat mereka lebih berhati-hati dan teliti dalam mencari konsumen. Para salesman yang merasa puas dan tidak masalah dengan adanya tight results control pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam mencari konsumen dan memenuhi target omzet. Dengan adanya punishments ini membuat mereka lebih cermat dalam memilih konsumen, tidak hanya mencari konsumen sebanyak mungkin demi mengejar target omzet saja. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada perolehan komisi mereka. Apabila tidak terjadi piutang tak tertagih tentu saja komisi mereka tidak akan dipotong. Bagi sebagian salesman yang tidak merasa puas dengan penerapan tight results control disebabkan karena mereka merasa adanya tight results control tersebut justru membatasi kinerja mereka dan menurunkan motivasi mereka dalam bekerja. Salesman yang merasa tidak puas tersebut pada umumnya mengalami kesulitan dalam mencapai target omzet minimum atau mencari konsumen dan sebagian besar beroperasi di kota-kota kecil. Apabila salesman tersebut tidak mencapai target minimum atau terjadi piutang tak tertagih dan harus menerima punishments, maka hal ini menimbulkan ketidakpuasan dalam diri mereka. Mereka merasa semakin tertekan dalam bekerja dan hasil kerja keras mereka tidak dihargai dan sia-sia. Mereka merasa target omzet yang tidak tercapai maupun piutang tak tertagih tidak murni kesalahan mereka, melainkan karena kondisi pasar yang tidak mendukung atau sepi, daya beli masyarakat rendah, maupun produk pesaing.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 26 Mar 2014 00:01
Last Modified: 26 Mar 2014 00:01
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/8833

Actions (login required)

View Item View Item