Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang dan Tingkat Inflasi terhadap Harga Saham Periode 2005 - 2010

SANJAYA, RONALD (2012) Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang dan Tingkat Inflasi terhadap Harga Saham Periode 2005 - 2010. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of M_5189_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
M_5189_Abstrak.pdf

Download (54kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/230009

Abstract

Nilai sebuah mata uang, yakni nilai tukarnya terhadap mata uang lain, tergantung pada daya tarik mata uang tersebut di pasar. Jika permintaan akan sebuah mata uang tinggi, maka harganya akan naik relatif terhadap mata uang lainnya. Akan tetapi, perubahan dalam kondisi politik suatu negara atau menurunnya perekonomian akibat laju inflasi yang tinggi dan defisit perdagangan, dapat juga mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil jatuh, karena para investor lebih memilih menukarkan uangnya ke mata uang lain yang dianggap lebih stabil. Hubungan antara makro ekonomi dengan pasar modal (saham) terjadi secara langsung, apabila ada perubahan pada makro ekonomi akan berakibat pula pada kondisi pasar modal terutama harga saham, begitu pula sebaliknya. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pasar modal adalah krisis global yang sedang dialami sebagian besar negara di dunia dan bermula dari krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat. Pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan Indonesia yang terangkum dalam Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan dan fakta dalam Tabel 1 dan 2 diketahui bahwa ada kecenderungan nilai tukar dan tingkat inflasi mempengaruhi IHSG. Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut adalah mengetahui besar pengaruh nilai tukar mata uang dan tingkat inflasi terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan nilai IHSG pada tahun 2005-2010. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai tukar dan tingkat inflasi mempengaruhi IHSG. Hubungan pengaruh antar variabel ini adalah hubungan negatif atau berlawanan. Hubungan negatif menunjukkan hubungan berbanding terbalik atau tidak searah, sedangkan hubungan negatif adalah hubungan searah. Hubungan negatif antara nilai tukar dengan IHSG dikarenakan nilai tukar yang digunakan adalah nilai tukar Indonesia Rupiah terhadap US Dollar. Dimana ketika nilai tukar melemah, berarti US Dollar menguat, dan sebaliknya. Oleh karena itu ketika nilai tukar menurun misalnya dari 1 USD = Rp 10.000 ke 1 USD = Rp 9.500 maka ini berarti Rupiah menguat, sehingga akan membawa efek positif terhadap IHSG, yaitu harga IHSG yang meningkat. Bila dibandingkan antara satu variabel independen terhadap variabel independen lainnya dalam hubungannya dengan variabel dependen, maka bisa disimpulkan bahwa nilai tukar lebih mempengaruhi IHSG dibandingkan tingkat inflasi

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Nilai tukar, IHSG, Inflasi
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Management
Depositing User: Moch. Ali Syamsudin 197011
Date Deposited: 01 Apr 2014 07:05
Last Modified: 01 Apr 2014 07:05
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/9225

Actions (login required)

View Item View Item